Kondisi politik di Yaman makin tidak stabil dan keamanan di salah satu wilayah di kawasan Timur Tengah tersebut makin menurun. Pemerintah Indonesia sebaiknya segera memastikan keselamatan warga negara Indonesia di sana,"

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Zainuddin meminta pemerintah RI mengevakuasi Warga Negara Indonesia yang berada di Yaman karena negara tersebut dalam kondisi tidak stabil.

"Kondisi politik di Yaman makin tidak stabil dan keamanan di salah satu wilayah di kawasan Timur Tengah tersebut makin menurun. Pemerintah Indonesia sebaiknya segera memastikan keselamatan warga negara Indonesia di sana," katanya dalam pesan tertulis di Jakarta, Minggu.

Zainuddin mengatakan kondisi politik di Yaman semakin tidak menentu sehingga sebelum terlambat sebaiknya pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk memastikan keselamatan WNI.

Menurut Ketua DPP PKS itu, sejumlah negara sudah melakukan langkah-langkah antisipatif dengan menutup kantor perwakilannya di Yaman.

"Sebelum terlambat sebaiknya pemerintah segera mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan WNI, jika perlu evakuasi," ujarnya.

Dia menilai situasi di Yaman saat ini tidak jauh berbeda dengan konflik yang terjadi di Suriah, yakni perebutan kekuasaan melalui perang antara kelompok Suni dan Syiah.

Zainuddin mengatakan perhatian pemerintah Indonesia terhadap kondisi di Yaman serta keberadaan WNI di negeri tersebut tidak sama dengan terhadap Suriah.

"Hampir-hampir saja luput, jangan sampai sudah kejadian WNI menjadi korban baru kita grasak-grusuk. Sebaiknya segera saja evakuasi WNI dan pemerintah berlakukan travel warning," katanya.

Menurut dia terdapat lebih dari 3.000 WNI di Yaman yang sebagian besar berstatus pelajar atau mahasiswa, sejauh ini tidak ada kabar WNI menjadi korban akibat konflik tersebut.

Namun Zainuddin menyesalkan sikap pemerintah RI yang sebatas prihatin terhadap perkembangan situasi di Yaman.

"Padahal situasinya sudah sangat mengkhawatirkan. Kemlu jangan hanya mengimbau, tapi segera lah keluarkan WNI dari sana," ujarnya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015