Karena kondisinya tidak memungkinkan, air sudah masuk ke ruang-ruang kelas, kami terpaksa memulangkan siswa lebih awal. Kalau tetap dipaksakan belajar di kelas, kasihan siswa,"

Semarang (ANTARA News) - Sejumlah sekolah masih kebanjiran seperti Sekolah Dasar Negeri Gebangsari 01 Semarang, meski banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Kota Semarang, Jawa Tengah, mulai surut, Sabtu,

Bahkan ketinggian air di sekolah yang terletak di Jalan Gebanganom Raya Semarang yang letaknya lebih rendah dari jalan di depannya itu justru semakin meningkat dibandingkan dengan sebelumnya.

Kepala SD Negeri Gebangsari 01 Semarang Hery Dwi Utomo mengatakan sebenarnya air mulai menggenangi kompleks sekolah itu sejak Jumat (13/2), seiring hujan deras yang mengguyur Kota Semarang.

"Ketinggian air ketika itu (13/2) masih sekitar 15 centimeter, belum terlalu tinggi. Namun, Sabtu (14/2) ini malah air semakin naik. Ketinggian air sekarang ini mencapai sekitar 30 cm," katanya.

Ia menduga semakin meningkatnya debit banjir yang menggenangi sekolah yang dipimpinnya itu karena "limpahan" air dari kawasan sekitar, mengingat banjir yang menggenangi beberapa wilayah sudah surut.

"Karena kondisinya tidak memungkinkan, air sudah masuk ke ruang-ruang kelas, kami terpaksa memulangkan siswa lebih awal. Kalau tetap dipaksakan belajar di kelas, kasihan siswa," katanya.

Jika hujan lebat kembali turun, Hery mengkhawatirkan ketinggian air akan semakin meningkat.

"Kami sebenarnya selalu mendokumentasikan jika sekolah ini kebanjiran. Lalu, kami buatkan laporan ke dinas terkait, namun belum ada penanganan. Kami berharap banjir ini segera diatasi," katanya.

Sementara itu, Karyadi, penjaga sekolah setempat mengakui banjir yang menggenangi sekolah itu hampir terjadi setiap tahun, terutama ketika musim hujan dengan intensitas hujan sangat tinggi.

"Bisa dibilang, ini (banjir, red.) rutin terjadi setiap tahunnya," tukasnya.

Dengan kondisi sekolah yang terendam banjir, ia mengatakan harus bekerja ekstra untuk melakukan penjagaan, setidaknya selama 24 jam agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Mudah-mudahan segera surut. Kalau airnya naik lagi kan repot. Alat-alat peraga bisa terendam dan rusak, bisa hanyut juga. Belum lagi kalau terjadi korsleting listrik," pungkasnya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015