Tokyo (ANTARA News) - Indeks Nikkei di Tokyo berakhir turun 0,37 persen pada Jumat karena penguatan yen memukul eksportir, sehari setelah mencapai tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun dan meskipun sentimen positif menyusul berita kesepakatan gencatan senjata Ukraina.
Indeks acuan Nikkei di Bursa Efek Tokyo merosot 66,36 poin menjadi ditutup di 17.913,36, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama datar, merayap turun 0,01 poin, menjadi 1.449,38.
Pada Kamis, Nikkei berakhir di tingkat tertinggi sejak Juli 2007, didorong oleh yen yang lemah dan data positif pesanan mesin.
Namun yen menguat dalam perdagangan Jumat, yang negatif bagi saham-saham eksportir Jepang karena mengikis nilai pendapatan mereka di luar negeri ketika dipulangkan.
"Kami memiliki keuntungan besar kemarin dan ada rasa keberhasilan setelah Nikkei 225 mencapai 18.000," Juichi Wako, penyiasat senior di Nomura Holdings, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Dolar jatuh lagi setelah yen mencapai 120 terhadapnya. Dengan masalah di Ukraina dan Yunani belum tuntas, sulit untuk mempertahankan pembelian."
Di pasar uang, dolar dieli 118,54 yen, turun dari 118,97 yen di New York dan jauh dari 120,27 yen di Tokyo pada Kamis pagi.
Saham Toyota tergelincir 0,54 persen menjadi 7.808,0 yen, Sony turun tipis 0,34 persen menjadi 3.220,5 yen, sementara raksasa kamera Canon turun 0,58 persen menjadi 3.812,5 yen.
Penurunan Tokyo menyusul reli di pasar AS dan Eropa setelah pemimpin Ukraina, Rusia, Prancis dan Jerman pada Kamis menyepakati sebuah cetak biru untuk mengakhiri konflik 10-bulan antara Kiev dan pemberontak pro-Moskow.
Di Wall Street pada Kamis, Dow ditutup naik 0,62 persen, S&P 500 menguat 0,96 persen dan Nasdaq naik 1,18 persen. Di Eropa, Frankfurt, Paris dan London juga semuanya naik.
Para investor juga tetap mengamati Yunani karena pemerintah negara yang dilanda utang itu sedang mencoba untuk mencapai kesepakatan baru atas persyaratan dana talangan internasionalnya, demikian AFP melaporkan.
(A026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015