New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia berbalik naik pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena banyak produsen minyak terkemuka mengumumkan mereka akan mengurangi investasi akibat penurunan tajam harga minyak mentah.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, naik 2,37 dolar AS menjadi ditutup pada 51,21 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, bertambah 2,39 dolar AS menjadi 57,05 dolar AS per barel di perdagangan London.
Kenaikan tersebut menghentikan penurunan besar dua sesi berturut-turut, dengan penurunan Rabu dipicu oleh data yang menunjukkan peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat.
"Satu hari, itu naik, hari lain, itu turun dan tampaknya tidak ada benar-benar irama atau alasan untuk semua ini," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas TD Securities.
Raksasa minyak Prancis Total menjadi perusahaan minyak terbaru yang mengurangi rencana pengeboran, menyusul pengumuman serupa oleh Royal Dutch Shell dan lain-lainnya yang telah melihat labanya terpukul oleh harga minyak mentah rendah.
Total akan memotong investasi sebesar lebih dari 10 persen dan mengurangi tenaga kerjanya sekitar 2.000, terutama melalui pembekuan perekrutan.
Berita itu diikuti oleh pengumuman serupa dari perusahaan yang lebih kecil Apache Corp, yang memotong armada rig-nya dari 91 rig menjadi 27 rig, sebagai bagian dari inisiatif untuk memangkas investasi.
"Sementara kita beruntung memiliki persediaan besar proyek-proyek yang dapat membuat ekonomi pada harga minyak ini, kami percaya lebih bijaksana untuk mengurangi aktivitas kita sampai biaya lebih rendah dan harga pulih," kata kepala eksekutif Apache John Christmann.
Para analis mengatakan pemotongan itu pertanda positif bagi pasar dalam jangka panjang, tetapi akan memiliki dampak kecil dalam mengatasi tingginya pasokan dalam jangka pendek.
Analis juga mengutip kejatuhan dolar sebagai faktor dalam kenaikan harga minyak pada Kamis.
Melemahnya greenback membuat minyak mentah dalam denominasi dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang kuat. Pada gilirannya, itu cenderung merangsang permintaan dan tingkat harga.
(Uu.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015