Jenderal Qassem Suleimani yang pernah mengepalai pasukan khusus nan perkasa Brigade Quds, telah menjadi wajah dukungan Iran bagi Irak dan pemerintah Syiah dalam melawan ISIS.
Dia kerap muncul dalam foto pada media sosial di Irak bersama pasukan pro pemerintah, termasuk dengan pejuang Kurdi dan unit milisi Syiah di beberapa medan tempur.
"Dengan mempertimbangkan kekalahan hebat yang dialami Daesh (ISIS) dan kelompok-kelompok teroris lainnya di Irak dan Suriah, kami yakin kelompok-kelompok ini tengah mendekati akhir hidupnya," kata Suleimani seperti dikutip kantor berita Fars. Dia menggunakan akronim bahasa Arab Daesh untuk ISIS.
Pernyataan publiknya yang sangat jarang dia lontarkan itu disampaikan Rabu kemarin di provinsi yang menjadi kampung halamannya, Kerman, dalam rangka memperingati peringatan ke-36 revolusi Islam Iran.
Suleimani juga mengatakan bahwa pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah terus meningkat. "Hari ini kami menyaksikan tanda-tanda revolusi Islam telah diekspor ke seluruh penjuru kawasan, dari Bahrain sampai Irak dan dari Suriah sampai Yaman dan Afrika Utara," kata dia.
"Kaum arogan dan Zionis mengakui, lebih dari yang sudah-sudah, kelemahan mereka sendiri dan kekuatan republik Islam (Iran), menyusul kekalahan beruntun mereka," sambung dia.
Para pejabat Iran kerap menggunakan istilah "arogan" untuk Amerika Serikat dan Barat, sedangkan Zionis ditujukan kepada Israel sebagai sebutan yang mengisyaratkan penolakan Iran untuk mengakui Israel sebagai negara.
ISIS telah menguasai bagian luas wilayah Suriah dan Irak dengan kemudian mendeklarasikan khilafah Islam dan melakukan rangkaian kejahatan kemanusiaan.
Suleimani dilaporkan mendarat di Baghdad beberapa jam setelah ISIS menguasai Mosul pada Juni tahun lalu dan memimpin serangan balasan terhadap ISIS sebagai simbol keterlibatan lebih jauh Iran di Irak.
Brigade Quds --sayap luar negeri dari pasukan elite Iran Garda Revolusi-- menyelenggarakan fungsi keamanan sensitif di luar negeri, termasuk intelijen, operasi khusus dan aksi politik yang terutama demi melindungi kepentingan Republik Islam Iran, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015