Tangerang (ANTARA News) - Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kabupaten Tangerang, Banten, yang rencananya digelar di Kecamatan Sukadiri, dibatalkan akibat arena lomba dan panggung utama terendam banjir.
"Karena situasi dan kondisi yang ada maka MTQ terpaksa ditunda hingga hingga Senin (23/2) menunggu konfirmasi dan persiapan dari panitia lokal," kata Ketua Lembaga Pengembatan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Tangerang Iskandar Mirsyad di Tangerang, Kamis.
Menurut dia, masing-masing peserta dari tiap kecamatan sudah maklum dengan keadaan tersebut karena Kecamatan Sukadiri berada di wilayah Pantai Utara yang terendam banjir.
Meski tenda dan peralatan penunjang MTQ sudah dipasang maka panitia terpaksa membongkar dan merapikan pada tempat yang aman.
Iskandar mengatakan saat ini pihak terkait lainnya sedang fokus untuk mengatasi banjir maka pelaksanaan MTQ untuk sementara ditunda.
Namun arena utama MTQ terendam air hingga ketinggian mencapai 25 cm menyebabkan kursi dan peralatan penunjang basah.
Rencananya MTQ tingkat kabupaten tahun 2015 itu digelar Kamis (12/2) hingga Sabtu (14/2) diikuti para kafilah dari 29 kecamatan.
Dalam laporan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Teteng Jumara bahwa banjir merendam sebanyak 3.060 rumah penduduk tersebar pada 10 kecamatan dengan ketinggian air mencapai 1,1 meter.
Sedangkan banjir terparah berada di Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, tapi sebagian warga setempat masih bertahan di rumah.
Untuk mengatasi masalah itu pihaknya telah menerjunkan 140 petugas untuk mengatasi dan membantu warga, terutama untuk evakuasi ke lokasi lebih aman.
Demikian pula pihaknya telah mendirikan posko di Balaraja, Pasar Kemis dan di Kosambi untuk membantu korban banjir serta menyalurkan sebanyak empat ton beras.
Hujan yang turun sejak tiga hari terakhir ini menyebabkan sejumlah sungai di Kabupaten Tangerang seperti Cimanceuri, Cidurian dan beberapa anak sungai Cisadane lainnya meluap.
Para korban banjir juga terkena serangan flu dan batuk serta gatal-gatal akibat kondisi cuaca dan rumah mereka terendam air dalam waktu yang lama.
Pewarta: Adityawarman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015