Solo (ANTARA News) - Sebanyak 270 penari profesional dan 560 penari dan peserta pendukung kirab karya koreografer Agung Kusumo Widagdo, dengan menampilkan cerita Adeging Kutha Sala dijadwalkan akan digelar Sabtu (21/2) di Solo.
Solo Karnaval yang melibatkan 1.000 orang lebih ini digelar dalam rangka perayaan Hari Jadi Kota Solo ke-270, kata Ketua Produser dan Pimpro Solo Karnaval Fafa Utami di Solo, Kamis.
Ia mengatakan berbeda dengan pementasan wayang atau pertunjukan tari kolosal lainnya, pertunjukan ini dirangkai tanpa dialog. Sepanjang pertunjukan, penonton akan dibantu dengan teks narasi yang dibacakan dengan Bahasa Indonesia serta tembang.
Ini menjadi pilihan, katanya, karena pertunjukasn ini adalah persembahan untuk warga Solo sehingga diharapkan penonton dengan segala lapisan akan dapat menikmati dan menangkap makna dan pesan tari pertunjukan ini.
Penonton yang hadir diharapkan menjadi bagian dari pertunjukan, dengan tema yang akan mengisahkan sejarah berdirinya Kota Solo. "Kami mengimbau kepada seluruh warga yang hadir saat menonton agar menggunakan kostum Kejawen.
Ia mengatakan kostum Kejawen dalam hal ini bukan terbatas pada kain wiru dan beskap untuk laki-laki atau kebaya untuk perempuan tetapi juga surjan, landung Kejawen dengan iket dan lain sebagianya.
Gagasan konsep pertunjukan Adeging Kutha Sala akan menitik berat pada sejarah terbentuknya Kota Sala (pindahan Karaton Kartasura ke Sala pada masa kekuasaan Pakoe Boewono/PB II).
Solo Karnaval yang melibat banyak penari itu akan didukung Studio MOncar, Komunitas Wisma Seni, penari-penari dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia (SMKI) Solo, beserta para alumni, Pokdarwis, Komunitas Teater Pelajar, Kelompok Lesung Bonorot, Sanggar Tari Iswara.
Pewarta: Joko Widodo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015