Kalau maskapai tidak bisa investasi itu, tutup saja."
Pekanbaru (ANTARA News) - Otoritas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru menyatakan sejumlah maskapai segera menutup gerai penjualan tiket dan pindah ke luar bandara terhitung April 2015 sesuai instruksi Kementerian Perhubungan.
"Kita dukung penuh instruksi Kemenhub Nomor: HK.209/I/16PHB.2014 tentang peningkatan pelayanan publik termasuk meniadakan gerai penjualan tiket," papar General Manager Bandara Internasinasonal Sultan Syarif Kasim II, Arif Darmawan di Pekanbaru, Rabu.
Dia mengatakan, waktu yang tersisa sekitar 2,5 bulan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pihak maskapai terutama dalam mencari tempat untuk gerai penjualan tiket baik di tengah atau pingiran Kota Pekanbaru.
Seperti diketahui, sebanyak enam maskapai memiliki gerai penjualan tiket yang terletak pada lantai dasar ruang terminal keberangkatan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II yakni AirAsia, Lion Air, Citilink, Firefly, Susi Air dan Garuda Indonesia.
Adapun jumlah maskapai yang beroperasi menerbangi baik rute domestik maupun rute internasional di bandara tersebut yakni sebanyak 9 perusahaan yang tiga dintaranya telah memiliki kantor perwakilan di Pekanbaru yakni Garuda Indonesia, Lion Grup dan Silk Air.
"Langkah penghapusan gerai tiket di bandara itu selain untuk memberikan pelayanan yang prima kepada pengguna jasa transportasi udara, juga untuk pembersihan keberadaan calo tiket yang selama ini beroperasi di kawasan bandara," kata Arif.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan awal pekan ini meminta setiap maskapai menyediakan mesin otomatis untuk melayani tiket penerbangan darurat (go show) sebagai investasi untuk menggantikan loket bandara yang diperkirakan ditiadakan Mei 2015.
"Saya enggak mau ada loket bandara, ganti saja dengan mesin, seperti vending machine (mesin penjual otomatis)," kata Jonan dalam sambutannya pada peluncuran izin terbang secara online di Kemenhub di Jakarta.
Selain itu, Jonan meminta maskapai untuk menyediakan jasa pelayanan penumpang (customer service) yang menghubungkan ke bagian penerbangan untuk tiket "go show".
"Kalau maskapai tidak bisa investasi itu, tutup saja," katanya.
Menurut dia, upaya penghapusan loket bandara efektif untuk menghilangkan praktik calo yang selama ini dikeluhkan oleh penumpang.
"Karena praktik percaloan di hampir semua bandara besar itu sudah terlalu bising," katanya.
Bahkan, mantan Dirut PT Kereta API Indonesia itu mengancam apabila pengelola bandara, dalam hal ini Angkasa Pura I dan II tidak bisa membenahi hal tersebut, maka tidak tertutup kemungkinan Jonan akan memutasi sejumlah pegawai AP.
"AP I dan II harus dibereskan soal ini, kalau enggak bisa orangnya diganti. Ringkas," katanya.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015