Direktur Pencitraan Indonesia Kementerian Pariwisata, Ratna Suranti, di Jakarta, Rabu, mengatakan, akan menggelar acara khusus di enam kota itu untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Imlek.
"Kami berharap ke depan acara ini bisa menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan mancanegara yang ingin merayakan Imlek di Indonesia," katanya.
Sejumlah acara akan digelar di enam kota misalnya di Singkawang selama ini menggelar perayaan Cap Go Meh di kota itu yang disebut-sebut sebagai gelaran terbesar di Asia Tenggara.
Ritual yang paling memikat di Singkawang adalah ritual tatung dimana wanita, pria, dan anak-anak akan berkumpul untuk menjadi media penolakan roh-roh jahat serta kemalangan sepanjang sisa tahun.
Selama ritual tatung, peserta dirasuki dewa-dewa sampai kerasukan bahkan mampu beraksi di luar kewajaran.
Parade tatung biasanya dilaksanakan di jalan-jalan utama singkawang seperti Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Sejahtera, Jalan Budi Utomo, Jalan Setia Budi dan berakhir di Jalan Niaga.
Sedangkan festival tahunan Imlek di Semarang yakni Pasar Imlek Semawis kembali dilaksanakan pada 4-16 Februari 2015.
"Acara dilanjutkan dengan panggung terbuka yang berlangsung pada 14-17 Februari di sepanjang lorong Gang Pinggir dan Srawung, Kota Semarang. Di sini bisa disaksikan atraksi kesenian Tiongkok seperti wayang potehi, gambang semarang, twa kok djwee, barongsai, permainan toya hingga wushu," katanya.
Sedangkan Medan yang merupakan kota dengan jumlah penduduk keturunan Tionghoa terbanyak, menggelar Gebyar Imlek Fair 2015 pada 30 Januari-8 Februari 2015.
Pengunjung bebas menikmati penampilan musik fantastis seperti rock, jazz dan pop, juga bermacam festival seperti fashion show festival, modern dance festival dan cosplay festival.
Sementara di kawasan Pecinan Dempo di Palembang akan dimeriahkan oleh Festival Imlek pada 28 Februrari-4 Maret 2015.
Pengunjung dapat melihat pameran, aneka kuliner dan ragam perlombaan.
"Di Solo, baik masyarakat pribumi maupun warga Tionghoa akan menyambut perayaan Imlek lewat kegiatan Grebeg Sudiro pada 15-18 Februari dan Imlek Festival pada 19 Februari," katanya.
Puncak perayaan Grebeg Sudiro berupa perebutan hasil bumi dan makanan yang disusun membentuk gunung. Tradisi rebutan didasari falsafah Jawa, ora babah ora mamah, yang artinya yang jika tidak berusaha maka tidak makan.
Selanjutnya Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) yang digelar 1-5 maret 2015 dijanjikan lebih meriah pada tahun ini.
"Dengan tema merajut budaya, merenda kebersamaan, pengunjung akan melihat kekayaan budaya Tiongkok yang begitu melimpah. Bentuk kegiatan PBTY di antaranya pameran, lomba pidato bahasa Mandarin, hingga karaoke yang terpusat di Kampung Ketandan dan meluas ke jalan-jalan arteri seperti Suryatmajan," katanya.
Pewarta: Hanni Soepardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015