Seoul (ANTARA News) - Panitia Grand Prix Korea Selatan kini menghadapi tuntutan ganti rugi terkait pelanggaran kontrak dari operator-operator komersial Formula Satu yang nilainya bisa puluhan juta dolar.
Panitia yang terdiri atas pejabat-pejabat dari provinsi Jeolla Selatan dan pejabat lainnya, gagal menggelar GP tahun 2014 dan dicopot dari kalender 2015 karena masalah keuangan.
Seorang pejabat panitia pada Rabu mengatakan, Manajemen Formula Satu (FOM) telah mengirim pemberitahuan kepada mereka bahwa kegagalan membuka garansi bank untuk menggelar GP tahun 2015 merupakan pelanggaran kontrak.
"Kami akan ke London untuk berbicara dengan FOM," kata pejabat tersebut seperti dikutip AFP.
Menurut laporan media-media massa, sanksi akibat tidak menggelar kegiatan lomba di tahun 2015 mencakup dua kali biaya lisensi 43 juta dolar AS.
"Kami tidak bisa mengungkapkan jumlah ganti rugi yang diminta FOM," katanya seraya menambahkan bahwa nilainya tidak akan lebih dari 86 juta dolar.
GP Korsel pertama digelar tahun 2010 di kota Yeongnam dengan perjanjian penyelenggaraan hingga 2016 serta dievaluasi setelah lima tahun.
Namun sejak awal panitia terus merugi. Dari empat lomba yang terselenggara, kerugian mencapai 170 juta dolar AS.
Panitia, yang telah menandatangani kontrak, juga nyaris bangkrut karena tidak pemerintah provinsi Jeolla Selatan tidak memberi dukungan dana.
Kalangan LSM telah meminta kejaksaan untuk memeriksa mantan gubernur Jeolla Selatan Park Jun-Young yang memaksa menggulirkan proyek Formula Satu meski ada masalah dana.
(Uu.T004)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015