Banjir itu pun terjadi karena sejumlah pompa di Waduk Pluit tidak dapat beroperasi karena pemadaman listrik
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan saat ini rekayasa cuaca belum perlu dilakukan karena Jakarta masuk belum status siaga darurat banjir.
"Rekayasa cuaca belum diperlukan sekarang. Kalau status siaga darurat banjir di Jakarta sudah ditetapkan, baru rekayasa itu kita lakukan," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.
Menurut pria yang lebih sering disapa Ahok itu, tanpa dilakukannya rekayasa cuaca, banjir yang merendam beberapa wilayah Jakarta pun kini lebih cepat surut dan teratasi.
Hal tersebut, sambung dia, dapat dilihat dari banjir yang sempat melanda Istana Kepresidenan dan sejumlah jalan protokol pada Senin (9/2).
"Banjir itu pun terjadi karena sejumlah pompa di Waduk Pluit tidak dapat beroperasi karena pemadaman listrik. Kalau tidak ada pemadaman, maka kawasan pusat kota pasti tidak akan terjadi," ujar Ahok.
Meski demikian, Ahok tetap mengimbau seluruh warga yang rumahnya mulai terendam banjir agar segera mengungsikan diri ke posko-posko pengungsian.
"Untuk warga yang rumahnya sudah mulai kebanjiran, saya minta supaya segera pindah ke tempat pengungsian, jangan memaksakan diri bertahan di rumah masing-masing. Kita tidak bisa antarkan logistik ke rumah," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, tinggi muka air di dua pintu air berada pada posisi siaga satu, yaitu pintu air Karet dengan ketinggian 610 cm dan pintu air Angke Hulu setinggi 300 cm.
Sedangkan, empat pintu air saat ini berada pada posisi siaga tiga, yakni pintu air Manggarai 800 cm, pintu air Pesanggrahan 155 cm, pintu air Pulogadung 550 cm dan pintu air Pasar Ikan 178 cm.
Untuk lima pintu air lainnya, antara lain Katulampa, Depok, Krukut Hulu, Cipinang Hulu dan Sunter Hulu saat ini berada pada kondisi siaga empat atau normal.
Pewarta: Rr Cornea Khairany
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015