Bangkok (ANTARA News) - Polisi Thailand, Selasa, mengatakan telah membongkar jaringan anti-monarki yang menyebarkan rekaman audio yang memfitnah keluarga kerajaan, menyusul penangkapan pemimpin dari jaringan tersebut.
Hasadin Uraipraiwan, yang diduga pemimpin dari kelompok yang menamakan dirinya Jaringan Banpodj, telah menjadi buron selama hampir dua minggu. Polisi menawarkan 200.000 baht (setara 6.100 dolar AS) sebagai hadiah untuk penangkapannya.
Seorang pejabat senior kepolisian Thailand mengatakan Hasadin telah dilacak dan ditangkap di sebuah hotel di Bangkok pada Senin malam (9/2), dan didakwa dengan undang-undang "lese majeste" (kejahatan kenegaraan) yang bersifat ketat dan kontroversial di negara itu.
"Hasadin adalah dalang dari geng ini, tetapi kami tidak menemukan hubungan (Jaringan Banpodj) dengan kelompok-kelompok lain," kata juru bicara kepolisian nasional Letnan Jenderal Prawut Thavornsiri, seperti dikutip AFP.
Dia juga menyebutkan bahwa Hasadin telah ditahan sebagai tahanan militer.
Laporan media lokal mengatakan Hasadin telah berafiliasi dengan gerakan kelompok "Kaos Merah" yang setia kepada mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra dan adiknya Yingluck, yang dilengserkan dari kantor perdana menteri sesaat sebelum kudeta Mei lalu.
Pekan lalu, polisi menuntut seorang anggota Kaos Merah dengan tuduhan kejahatan kenegaraan (lese majeste) karena diduga telah menyebarkan dokumen palsu tentang kesehatan raja secara luas.
Gerakan kelompok Kaos Merah itu juga telah dicurigai sebagai dalang dibalik serangan bom pipa kecil di luar pusat perbelanjaan Bangkok awal bulan ini.
Menanggapi hal itu, pemimpin Kaos Merah Jatuporn Prompan menuduh kelompok junta berusaha memprovokasi gerakan menjadi sebuah "pertarungan" dengan melemparkan kesalahan pada kelompok Kaos Merah.
Pihak berwenang Thailand mengatakan Jaringan Bandpodj telah mendistribusikan rekaman audio dalam bentuk CD yang isinya menghina kalangan monarki Thailand.
Enam orang yang diduga anggota jaringan itu ditangkap pada akhir bulan lalu, tetapi Hasadin menjadi buronan polisi hingga Senin malam.
Halaman akun Facebook Jaringan Bandpodj, yang memiliki lebih dari 100.000 pengikut, menggambarkan kelompok itu sebagai tempat di mana "topeng dirobek dari muka masyarakat kelas atas dan kalangan elit Thailand".
Media Thailand dan media internasional harus melakukan sensor yang ketat ketika meliput atau melaporkan tentang monarki Thailand, termasuk tentang perdebatan aturan "lese majeste".
(Uu.Y012)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015