Doha (ANTARA News) - Simon Santoso gagal mengulang keberhasilannya menundukkan pemain Cina Chen Jin sehingga Indonesia tertinggal 2-1 pada semifinal bulutangkis beregu Asian Games 2006 di Gedung Aspire, Sport City, Doha, Senin malam (Selasa dinihari WIB). Pada pertandingan Pool A, Sabtu (2/12), Simon berhasil menundukkan peringkat kelima dunia itu, namun kali ini ia harus menelan kekalahan 19-21 21-16 14-21. Pertandingan tersebut sempat dipanasi oleh protes kedua pemain terhadap keputusan hakim garis yang dianggap merugikan mereka. Bahkan Chen Jin mendapat kartu kuning dari wasit pada set ketiga. Selain itu tampak juga sedikit keributan antara pelatih Cina Li Yongbo dengan penonton Indonesia yang duduk di belakangnya. Suporter Indonesia terus meneriaki mantan ganda terbaik dunia itu sambil mengacung-acungkan bendera Merah Putih ke arahnya. Li Yongbo membalas dengan mengacungkan jempol terbalik ke arah penonton. Pertandingan sendiri berlangsung dalam tempo cepat. Chen Jin bermain sangat agresif, namun diimbangi keuletan Simon yang selalu berupaya mengembalikan bola sesulit apapun sehingga perebutan angka berlangsung ketat. Akhirnya pemain tunggal Cina itu berhasil merebut set pertama 21-19 setelah smes tajamnya tidak bisa dikembalikan Simon. Pada set kedua Simon bermain lebih sabar dan mengajak lawannya melakukan reli panjang sebelum mematikannya dengan dropshot atau smes. Strategi itu berhasil dan Simon unggul cepat 7-1 pada lima menit awal. Simon pun bisa memaksakan terjadinya rubber-set dengan merebut set kedua 21-16. Akan tetapi kondisi fisik Simon tampak jauh menurun pada set ketiga. Ia tertinggal 2-9 sebelum kemudian berhasil mendekat 7-10. Pada kedudukan itulah Chen Jin mendapat kartu kuning setelah sebuah smesnya dinyatakan keluar oleh hakim garis. Peringatan wasit itu sepertinya malah membuat Chen Jin makin beringas menyerang. Smes silang tajamnya membuat Simon seperti mati kutu dan akhirnya menyerah 21-14. Hingga berita ini diturunkan pertandingan keempat antara pasangan Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto dan Xie Zhongbo/Guo Zhendong masih berlangsung.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006