Jakarta (ANTARA News) - Dinas Pekerjaan Umum (PU) bidang Tata Air Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan banjir yang terjadi di depan istana pada Senin (9/2) akibat dari kurangnya daya listrik untuk mengoperasikan pompa di Waduk Pluit.
"Banjir di depan istana yang terjadi sekitar jam 11 karena beberapa hal pertama air laut pasang yang menyebabkan rob, jadi air terhambat dan saat bersamaan Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga melakukan pemadaman," kata Kepala Dinas PU bidang Tata Air Agus Priyono di Balai Kota, Selasa.
Agus mengatakan dirinya memahami pemadaman tersebut dilakukan oleh PLN karena dikhawatirkan mengalami korsleting dan melukai masyarakat.
Hal tersebut mengakibatkan daya untuk pompa kami di Pluit didapatkan dari generator set (Genset) namun hal itu tidak mencukupi dan kurang optimal.
"Di Waduk Pluit dari 10 pompa karena harus menggunakan jadi hanya 4 pompa. Akibatnya genangan tidak bisa langsung dipompa ke laut jadinya Abdul Muis meluap," katanya.
Akibat menggenangnya air di depan Istana Merdeka tersebut, kendaraan sempat tersendat dan sekitar pukul 13.00 waktu setempat PLN untuk menghidupkan kembali daya sehingga akhirnya mulai surut ketika sore hari.
Lebih lanjut, Agus mengusulkan agar PLN menginformasikan terlebih dahulu jika akan melakukan pemadaman listrik karena ini juga, terkait dengan kebutuhan daya untuk pompa.
"Kami harap PLN menginformasikan jika akan melakukan pemadaman, tapi kami paham pasti alasan mereka lebih pada keselamatan manusia," ujar Agus.
Agus mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PLN untuk memilih lokasi yang akan dilakukan pemadaman. "Kami sudah meminta gardu yang terhubung dengan fasilitas pompa agar jangan dimatikan," ucapnya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015