Gilang juga akan mewakili Asia dalam kompetisi GSA tingkat dunia yang akan dilaksanakan pada bulan April mendatang di Washington DC, Amerika Serikat,"
Bogor (ANTARA News) - Seorang mahasiswa STEI Tazkia, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berhasil menjadi juara dalam ajang "Global Student Entrepreneur Award (GSEA)" yang diselenggarakan di Manila, Filipina, akhir Januari lalu.
"Gilang Hardian, berhasil meraih juara dalam kompetisi yang diikuti oleh 20 mahasiswa dari delapan negara Asia itu," kata Joko Triono Humas STEI Tazkia, di Bogor, Senin.
Ia mengatakan, dalam kompetisi tersebut Gilang menjadi satu-satunya peserta yang tampil dengan menggunakan bahasa "ibu" atau Bahasa Indonesia. Namun, berkat inovasi bisnis yang dirancangnya, mampu membawanya menjadi juara.
Penilai dewan juri terhadap presentasi mahasiswa STEI Tazkia tersebut tidak hanya manfaat nilai produk bagi masyarakat sekitar, tetapi juga faktor lainnya yang menjadikannya terpilih sebagai pemenang meraih hadiah uang tunai sebesar 5.000 dolar AS.
"Gilang juga akan mewakili Asia dalam kompetisi GSA tingkat dunia yang akan dilaksanakan pada bulan April mendatang di Washington DC, Amerika Serikat," katanya.
Dijelaskannya, Global Student Entrepreneur Award (GSEA) merupakan kompetisi bagi pengusaha muda, yang diikuti 20 mahasiswa dari delapan negara di Asia yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Filiphina dan Taiwan.
Selain Gilang, mahasiswa Indonesia dari ITB Muhammad Syirazi dan Valencia Arifin dari La Salle College International menjadi wakil Indonesia dalam ajang tahunan tersebut. Ketiganya terpilih menjadi finalis setelah sebelumnya menjadi pemenang dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh majalah SWA, Marketeer, dan Cita Cinta.
"Mereka didampingi oleh Yudha Kartohadiprodjo, pemimpin redaksi majalah Femina, sekaligus pembimbing dan bertindak sebagai dewan juri untuk kontestan negara lain," katanya.
Ia mengatakan kompetisi GSEA dibagi dalam dua putaran yakni pertama, masing-masing peserta berkompetisi dengan rekan senegaranya. Di hadapan dewan juri yang berasal dari negara lain, masing-masing peserta harus menampilkan keunggulan konsep bisnisnya.
Dalam kompetisi tersebut, mahasiswa STEI Tazkia Gilang Hardian membuat terobosan bisnis helm custom-made yang tahan banting. Sementara Syirazi mewakili timnya yang bergerak di bidang inovasi teknologi dengan aplikasi untuk treveler, Logbook. Sedangkan Valencia dari La Salle Colleg International dengan bisnis fashion sepatu wanita.
"Gilang terpilih menjadi wakil Indonesia untuk bersaing di putaran final tingkat Asia dengan nilai 86," katanya.
Lebih lanjut Joko menjelaskan, pada putaran final yang berlangsung di Makati, Manila. Gilang mendapat urutan tampil ke lima. Menghadapi tujuh orang wakil dari negara lain.
"Gilang mendapat dukungan dari dua rekannya dan pembimbingnya serta KBRI Manila dan juga perwakilan dari masyarakat Indonesia yang menetap di Manila," katanya.
Joko menambahkan, keberhasilan Gilang, Syirazi dan Valencia menunjukkan keunggulan kualitas generasi muda Indonesia saat ini tidak kalah dibanding anak-anak muda dari negara Asia lainnya.
"Komitmen mereka untuk bergerak di bidang ekonomi kreatif dan membuka lapangan pekerjaan membuktikan bahwa usia muda bukan halangan untuk berpestasi dan memberikan sumbangsih kepada bangsa," kata Joko.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015