Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp12.655 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.620 per dolar AS.

"Dolar AS bergerak menguat di pasar uang global setelah data kerja Amerika Serikat mengalami peningkatan sehingga kembali mengangkat spekulasi kenaikan suku bunga pada pertengahan tahun ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan bahwa data Amerika Serikat menunjukkan kenaikan angka non-farm payroll (jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja di luar pekerja pemerintahan) meningkat sebanyak 257.000 di bulan Januari, melampaui estimasi kalangan ekonom.

"Angka kerja yang solid akan mendorong outlook perekonomian the Fed menaikan suku bunga dan telah membantu menempatkan mata uang dolar AS lebih kuat terhadap mayoritas mata uang dunia," katanya.

Menurut dia, jika pasar tenaga kerja AS membaik, hal tersebut akan membesarkan peluang the Fed tetap bertahan dalam jalur kenaikan suku bunga di bulan Juni mendatang, hal itu akan memberikan dolar AS tambahan momentum kedepannya.

Sementara itu, Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa sentimen di dalam negeri yang terbilang masih cukup positif masih mampu menahan rupiah tidak tertekan lebih dalam.

"Serangkaian kabar bagus dari dalam negeri tetang perekonomian sedang menyelimuti Indonesia seperti cadangan devisa Januari 2015 yang bertambah, inflasi ke depan diperkirakan stabil serta defisit neraca perdagangan yang mengalami perbaikan seiring dengan harga minyak dunia yang melemah," katanya.

Dalam jangka panjang, lanjut dia, dirinya melihat kondisi perekonomian dalam negeri masih positif maka potensi rupiah untuk kembali naik terhadap dolar AS cukup terbuka.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015