"Sudah kami perintahkan anggota dari Kodim dan Koramil Palengaan untuk membantu, mencari santri yang hilang terseret banjir di Palengaan itu," kata Mawardi kepada Antara per telepon, Minggu malam.
Santri Sumber Anom yang terseret arus sungai itu bernama Fery (12) asal Dusun Nung Kenek, Desa Angsanah, Kecamatan Palengaan, Pamekasan.
Peristiwa itu bermula saat korban sedang mandi di sungai tak jauh dari pondok pesantren asuhan KH Hasin Rofii.
Tiba-tiba banjir, dan korban yang tidak bisa berenang terbawa arus.
Hingga Minggu malam, ratusan santri dan warga terus melakukan pencarian di sepanjang aliran sungai, namun belum ditemukan. Polisi dari Polsek Palengaan juga terlihat melakukan pencarian bersama warga.
Pencarian tidak hanya dilakukan warga di Kecamatan Palengaan, akan tetapi juga di Kecamatan Proppo, Pamekasan yang merupakan aliran dari sungai itu.
"Sampai malam warga masih terus melakukan pencarian dengan menggunakan senter," kata warga Desa Klampar yang ikut membantu mencari santri Sumber Anom yang terseret banjir itu.
Kasus santri terseret arus banjir ini, merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir.
Pada Maret 2013, santri Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-bata Pamekasan, juga terseret arus sungai. Korban bernama Achmad Fawaidul Haki (17) yang masih duduk di bangku sekolah kelas 10 Madrasah Aliyah (MA) di lembaga itu. Korban ditemukan sehari setelah kejadian dalam keadaan meninggal dunia, tersangkut pohon bambu.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015