... kami akan belajar dan coba akan dikendalikan dengan cara yang terbaik...
Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia, Ahmad Shabery Cheek, mengakui pers di Indonesia lebih bebas dibanding di negaranya karena telah melalui proses tersendiri sehingga memiliki nuansa yang dinamis.

"Pers Indonesia berada dalam alam yang benar-benar bebas sehingga tidak ada yang bisa mengontrol dan masing-masing berdiri sendiri. Segala perbincangan dan diskusi juga telah mendalam," katanya, di Batam, Minggu.

Hal itu dikatakan dia saat acara "Minum Sore" antara dia dan timpalan Indonesia-nya, Menteri Komunikasi dan Informasi Indonesia, Rudiantara. Ini salah satu rangkaian pelaksanaan Hari Pers Nasional 2015, di Kepulauan Riau.

Dia mengatakan Malaysia, juga tengah belajar melalui proses alam media yang lebih leberal. Akan tetapi, katanya, di negeri jiran itu sendiri ada kekangan karena masyarakatnya yang terdiri berbagai kaum, berbangsa yang punya sensitifitas tersendiri.

"Namun kami akan belajar dan coba akan dikendalikan dengan cara yang terbaik," imbuhnya.

Senada dengannya, General Manager Pertubuhan Berita Nasional Malaysia Bernama (kantor berita nasional Malaysia), Zulkifli Salleh, mengatakan media Indonesia memang terkesan lebih semangatnya. Itu terbukti dengan media telah menjadi pilar keempat di negara demokrasi ini.

"Ini sangat sehat. Mudah-mudahan kami dapat mengambil semangat ini untuk diterapkan di Malaysia," ujarnya.


Malaysia dalam banyak hal belajar dari Indonesia pada dasawarsa '70-an. Di antaranya cara mengelola perkebunan besar negara dan swasta dari PT Perkebunan (Persero), dan Petronas yang mencontoh pola bagi hasil perminyakan nasional dari PT Pertamina.


Pada kedua bidang itu, akhirnya sang murid bisa mengungguli gurunya. Petronas bisa menjadi sponsor utama tim balap Formula 1 karena kekayaan dan keuntungan bisnisnya.

Pewarta: Bayu Adha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015