... mengiris hati saya juga...Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Iklan tidak sopan berkonotasi melecehkan Indonesia menjadi perhatian serius Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia, Ahmad Shabery Cheek, Dia akan meminta pemerintah negara bagian Selangor menegur dan menindak pembuat iklan robot itu.
Inti dari iklan yang dinilai menghina Indonesia itu adalah seruan memecat pembantu rumah tangga asal Indonesia segera. Gantilah pembantu itu dengan robot buatan produsernya.
Pada satu sisi, banyak TKI yang mengais rejeki di Malaysia walau dengan kemampuan pas-pasan. Pada sisi lain, serapan tenaga kerja ini juga ada prospeknya di Malaysia sejak lama.
Dengan kemajuan taraf hidupnya, semakin langka warga negara Malaysia yang mau bekerja di subsektor informal domestik, di antaranya menjadi pekerja kasar dan pembantu rumah tangga.
"Apa yang mengiris hati Indonesia mengiris hati saya juga," kata Shabery dalam jamuan minum sore bersama, di Batam, Kepulauan Riau, Minggu. Dia ada di sana sebagai undangan pada rangkaian Hari Pers Nasional 2015.
Iklan itu dianggap cuma mencari keuntungan dengan bersikap arogan tidak bisa diterima.
Di tempat sama, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengatakan sebenarnya setiap negara memiliki perbedaan. Namun yang harus dicari itu adalah persamaan.
"Apa yang mengiris hati Indonesia mengiris hati saya juga," kata Shabery dalam jamuan minum sore bersama, di Batam, Kepulauan Riau, Minggu. Dia ada di sana sebagai undangan pada rangkaian Hari Pers Nasional 2015.
Iklan itu dianggap cuma mencari keuntungan dengan bersikap arogan tidak bisa diterima.
Di tempat sama, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengatakan sebenarnya setiap negara memiliki perbedaan. Namun yang harus dicari itu adalah persamaan.
Sebelumnya, anggota Komisi I DPR, Ahmad Zainuddin, mengatakan, Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur telah memanggil perusahaan robot pembuat iklan yang dinilai menyudutkan pembantu rumah tangga asal Indonesia.
"Perwakilan kita di Malaysia harus bersikap tegas, salah satunya dengan memanggil perusahaan tersebut. Jelas-jelas kalau lihat iklannya, itu sangat merendahkan WNI kita di Malaysia. Masa lebih bermartabat robot daripada manusia," kata dia.
"Perwakilan kita di Malaysia harus bersikap tegas, salah satunya dengan memanggil perusahaan tersebut. Jelas-jelas kalau lihat iklannya, itu sangat merendahkan WNI kita di Malaysia. Masa lebih bermartabat robot daripada manusia," kata dia.
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015