... paling asik, ada lomba sambal olahan...
Balikpapan, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Namanya sederhana: cabai, rasanya pedas, dan penting dalam sajian makanan mayoritas penduduk Indonesia. Wujud, warna, dan kepedasannya macam-macam, pun penting sebagai salah satu indikator inflasi ekonomi nasional dan setempat.


Itulah yang digagas Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Balikpapan menggelar acara yang disebut Festival Cabai mulai Minggu (8/2).

Humas Bank Indonesia Kantor Perwakilan Balikpapan, Andi Palupi, menyatakan, gelaran Festival Cabai Balikpapan 2015 ini juga untuk memeriahkan HUT ke-118 Kota Balikpapan.


Kegiatan utamanya adalah pameran cabai. Para petani diberikan ajang menampilkan tanaman cabai yang sehat dan ideal, koleksi cabai unik, termasuk juga beragam informasi tentang cabai di bulan Maret.

Ada juga pelatihan menanam cabai dengan cara organik kepada kelompok petani binaan Bank Indonesia, ibu-ibu PKK, dan komunitas lain, Februari hingga Maret. "Kami juga akan bagi-bagi bibit cabai gratis," lanjut Palupi.

Maret nanti, 10.000 bibit cabai akan dibagikan secara gratis.

"Yang paling asik, ada lomba sambal olahan," kata Palupi lagi. Tanggal lomba di bulan Maret segera ditentukan.

Festival Cabai ini dilatari inflasi yang disebabkan harga cabai yang meroket di bulan November 2014. Ketika itu harganya menembus angka Rp100.000 per kg untuk cabai rawit.

Dari data Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan pada 2014, komoditas cabai masuk dalam 20 komoditas utama penyumbang inflasi.

Pasokan cabai ke Balikpapan rentan dipengaruhi kondisi cuaca, moda transportasi, hingga kualitas dan kuantitas panen di daerah asalnya. Cabai yang beredar di pasaran saat ini umumnya didatangkan dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.


Itulah cabai... pedas dan mantaap...

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015