"Forum seperti ini terbilang jarang, khususnya untuk mahasiswa kampus teknologi seperti ITS," kata Ketua Tim Delegasi Harvard National Model United Nation (HNMUN) ITS, Rizal, di Surabaya, Minggu.
Menjelang keberangkatan tim ITS ke AS pada Senin (9/2), ia menjelaskan HNMUN merupakan sebuah ajang simulasi sidang PBB yang pesertanya berasal dari kurang lebih 70 negara di seluruh dunia.
Dalam ajang itu, mahasiswa diasah kemampuannya dalam berpidato, berdebat, bernegosiasi dengan permasalahan yang ada di suatu belahan dunia untuk mencapai resolusi.
"Ya, kegiatan itu yang baru pertama kali diikuti mahasiswa ITS, tapi kami ingin gebrakan yang berbeda, ya jalannya lewat MUN itu," katanya.
Menurut dia, jalan mereka untuk bisa bertolak ke benua Amerika juga tidak mudah. Sebelumya, penggagas ITS MUN (Yabes, Raymond, Rizal) sudah berjuang di berbagai ajang MUN di beberapa negara Asia dan Eropa.
"Kami pernah mengikuti Yogyakarta International MUN, University of Petroleum and Energy (UPESMUN), International Lyon MUN di Perancis," katanya.
Terakhir, mereka meraih gelar "Outstanding Delegates" di Japan University English (JUEMUN) 2014. "Kendala utama yang kami hadapi adalah masalah finansial (ketersediaan dana)," katanya.
Namun, mereka akhirnya mendapat dukungan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Mandiri Investasi, dan Bank DBS.
"Kami juga didukubg Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IKOMA), IKA ITS, IKA Mesin ITS dan Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA (mantan Mendikbud dan mantan Rektor ITS)," katanya.
Secara terpisah, Presiden BEM ITS, Imran Ibnu Fajri, menjelaskan rugi kuliah di ITS jika hanya menjadi seorang "engineer".
"Mahasiswa ITS juga harus didorong untuk bisa belajar berdiplomasi, terlebih di forum internasional. Contohnya lewat ajang MUN ini," ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala UPT Bahasa ITS yang juga Supervisor ITS MUN Club, Kartika Nuswantara MPd, menyatakan kehadiran sepuluh orang delegasi ini bagaikan sebuah embrio.
"Sebagai pioneer, mereka sudah outstanding untuk tidak mainstream. Harapannya sepuluh yang sekarang ini harus bias menghasilkan sepuluh yang lain tahun depan," katanya.
Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015