Bandar Seri Begawan (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriani Joko Widodo beserta rombongan mengunjungi Kampong Ayer di Kota Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam, Sabtu.
"Dari kunjungan lapangan ke Kampong Ayer, saya ambil beberapa poin, yang pertama, kampung nelayan di negara kita bisa diperbaiki kalau kita punya niat, contohnya kampung nelayan yang tertata baik ini," kata Presiden Jokowi di Bandar Seri Begawan, Sabtu.
Ia menyebutkan masyarakat di Kampong Ayer itu juga dapat merawat kampung itu dengan baik sehingga terlihat tertib dan rapi.
"Nanti kita bikin beberapa kampung serupa di Tanah Air, ini sangat mungkin diterapkan di Indonesia," katanya.
Pembangunan kampung, kata Presiden, dapat diterapkan di Indonesia. Namun, harus diperhatikan agar karakter bangunan nelayan tidak dihilangkan.
"Kalau bangunan di atas air terus dibawa ke darat itu yang keliru. Di atas air, tetep di atas air. Konsep penataannya di setiap lokasi beda-beda. Akan tetapi, kalau kampung nelayan harus tetap di atas air," katanya.
Ikut dalam kunjungan ke Kampong Ayer itu, antara lain Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, dan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Nusron Wahid.
Kampung Ayer merupakan permukiman bagi sekitar 30.000 penduduk Brunei, yang terletak di atas Sungai Brunei.
Permukiman tersebut telah berusia berabad-abad dan dihuni warganya secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Rumah-rumah papan dihubungkan dengan jembatan kayu untuk akses antara satu rumah dan rumah lainnya.
Di Kampong Ayer terdapat Galeri Budaya dan Wisata pada beberapa rumah untuk peragaan kerajinan tangan setempat, termasuk membuat kue-kue makanan kecil warga setempat.
Kampong itu dilengkapi dengan bangunan menara. Dari lantai puncak menara, dapat terlihat pemadangan Bandar Seri Begawan ke semua arah.
Galeri Budaya dan Wisata di lokasi itu sendiri diresmikan oleh Putera Mahkota Kesultanan Brunei Darussalam, Prince Haji Al-Muhtadee Billah pada tanggal 19 Agustus 2009.
Galeri itu terletak di tengah Sungai Brunei di tengah kota antara pusat kota lama Bandar Seri Begawan dan Kampong Sungai Kebun.
Para pengunjung hanya dapat mengakses galeri tersebut dengan perahu dari pusat kota lama dengan perahu atau kapal sekitar 10--15 menit.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015