Jakarta (ANTARA News) - Kelompok anak muda yang tergabung dalam Smoke Free Agents (SFA) berpendapat Konvensi Pengendalian Tembakau atau FCTC mampu membatasi akses anak muda membeli rokok karena harga dan cukai rokok yang tinggi.

"FCTC merupakan bentuk komitmen dan solidaritas global dalam menghadapi epidemi tembakau. Maknanya bagi Indonesia adalah berupa perlindungan bagi generasi Indonesia masa kini dan masa mendatang dari akibat buruk konsumsi rokok dan paparan asap rokok," ujar Ricki Cahyana dari SFA di Jakarta, Sabtu.

Ricki berpendapat, melalui pengesahan FCTC, akan muncul pelarangan akses produk rokok untuk anak di bawah usia 18 tahun.

Dengan begitu, jumlah perokok aktif dan pasif juga bisa ditekan. Kemudian, kemasan dan produk tembakau juga akan diberi label peringatan bergambar sehingga perokok pemula menyadari bahaya merokok bagi kesehatan.

Hal yang tak kalah penting menurut Ricki adalah, iklan promosi yang menyesatkan dan segala bentuk promosi dan sponsor rokok dapat dilarang.

"Di Thailand misalnya. Ratifikasi FCTC bisa mengendalikan iklan rokok. Banyak masyarakat yang akhirnya jarang melihat iklan rokok," kata dia.

Di samping itu, anak-anak akan menerima pendidikan, komunikasi, pelatihan dan kesadaran tentang bahaya merokok. Lalu, bagi perokok aktif yang ingin berhenti merokok, bisa mendapatkan program berhenti merokok.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015