Mishiel yang menjadi perwakilan Jabodetabek menyampaikan pidato bertema "Pilihan Hidup" yang idenya dimatangkan bersama guru bahasa Jepang di sekolahnya.
"Ini pertama kalinya Jabodetabek menang setelah 'mati suri' selama lima tahun," kata guru bahasa Jepang Mishiel, Dede Kurniawati pada Antara News.
Sementara itu, juara kedua diraih perwakilan Sumatera Utara dan Aceh Dila Iqlima, disusul Ilma Aripiani Chairunnisa dari Jawa Barat dan Gede Sutirta yang mewakili daerah Bali dan NTB sebagai juara keempat.
Setiap peserta berpidato dalam bahasa Jepang yang fasih membawakan berbagai tema, mulai dari cita-cita, diri mereka sendiri, alasan menyukai bahasa Jepang, dan tempura kali lima.
Pidato mereka dinilai oleh para dewan juri, yaitu Takeyama Kenichi (kedutaan besar Jepang), Kawazu Tetsuji (PT. Panasonic Manufacturing Indonesia), Fukui Takahiro (PT. Hoyu Indonesia), Haraguchi Katsuhiro (PT. Asuransi MSIG Indonesia), Arianty Visianty (Universitas Al-Azhar Indonesia) dan Suzuki Nishiki (The Japan Foundation Jakarta).
Takeyama selaku ketua dewan juri mengapresiasi pidato para peserta yang dinilainya "luar biasa".
"Selain tata bahasa, penilaian ada pada pesan yang disampaikan peserta," ujarnya.
Para pemenang mendapatkan hadiah, sertifikat dan diundang ke Jepang sebagai peserta Japanese-Language Program for High School Students dari The Japan Foundation Japanese Language Institute, Kansai dan Japanese Speech Awards dari Education Guardianship Group.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015