Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Kongres dan Konvensi atau "Indonesia Congress and Convention Association" (INCCA) Iqbal Alan Abdullah mengatakan seharusnya target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun ini naik karena anggaran untuk pariwisata juga naik.
"Anggaran yang diberikan kepada Kementerian Pariwisata naik, maka seharusnya target kunjungan wisman juga naik, bukan malah turun," ujar Iqbal di Jakarta, Jumat.
Dengan anggaran Rp3,9 triliun yang disetujui DPR dalam RAPBNP 2015, sambung Iqbal, yang mana senilai Rp1,4 triliun digunakan untuk pengembangan pemasaran pariwisata, harusnya target 12 juta wisman itu sangat logis, apalagi Indonesia memiliki target 20 juta kunjungan pada 2019.
Iqbal menjelaskan, dengan jumlah kunjungan wisman pada 2014 sekitar 9,5 juta maka Kementerian Pariwisata hanya perlu menambah 500 ribu wisman untuk memenuhi target 10 juta.
Pertama, kata Iqbal, target itu malah lebih rendah dari capaian 2014 yang berhasil menambah 543.282 orang wisman dari 2013.
Kedua, kalau dana itu hanya ditujukan untuk mendapatkan 500.000 wisman sama artinya satu orang wisman yang berkunjung akan kita beri subsidi Rp2,8 juta karena anggaran pemasarannya Rp1,4 triliun.
"Normalnya dana pemasaran itu lima dolar ASuntuk satu wisman. Dengan anggaran Rp1,4 triliun itu namun target hanya 10 juta wisman dengan penambahan 500 ribu itu sama artinya dengan memberikan biaya gratis untuk wisman datang ke Indonesia," jelas dia.
Kemudian kalau dihitung dari anggaran seluruhnya Rp3,9 triliun, maka Menpar memberikan subsidi kepada setiap wisatawan Rp 7,8 juta per wisman.
Mantan Ketua Umum Asita, Ben Sukma, sepakat dengan Iqbal soal anggaran yang tidak seimbang dengan target.
"Dengan uang Rp1,4 triliun itu harusnya targetnya 15 juta wisman, bukan hanya 10 juta wisman. Saya harap target itu dikoreksi," kata Ben.
(I025)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015