Samarinda (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan setiap harinya ada 1.370 balita meninggal dunia di Indonesia, sehingga jika dikalikan dalam satu bulan akan menjadi 41.100 balita yang meninggal sia-sia.

"Penyebab meninggalnya balita ini bermacam-macam, di antaranya ada bayi yang dibuang oleh ibunya karena kelahiran yang tidak diinginkan karena hasil hubungan gelap, perkosaan, inses (hubungan sedarah), dan lainnya," katanya saat mengunjungi LKBN Antara di Samarinda, Jumat.

Untuk itu, dia menyatakan Indonesia Darurat Pornografi, mengingat kematian bayi yang tidak diinginkan tersebut juga terkait dengan maraknya kemudahan masyarakat dalam mengakses pornografi, terutama melalui Internet.

Di Indonesia, katanya, dampak pornografi bermacam-macam, ada yang anak-anak melakukan hububungan seksual, ada yang kakak menyetubuhi adiknya, ada ayah menyetubuhi anak kandungnya, ada ayah yang menyetubihi anaknya yang masih balita, termasuk adanya pemerkosaan.

Dari kejadian-kejadian inilah yang kemudian memicu adanya kehamilan tidak diinginkan, sehingga bayi yang dilahirkan juga tidak diinginkan.

Selanjutnya, ketika bayi itu lahir ke dunia, maka ada bayi yang dibuang ke tempat sampah, ada yang dimasukkan kardus kemudian dibuang ke sungai dan lainnya, bahkan ada yang dibunuh di kamar mandi.

Semua itu terjadi lantaran maraknya pornografi yang bisa diakses dari berbagai media. Akses yang paling mudah adalah akses melalui Internet. Oleh karena itu, semua orang tua harus memberikan bimbingan kepada anaknya untuk mengakses Internet secara sehat.

Di Indonesia, kata dia lagi, pengguna Internet yang mengakses pornografi merupakan yang tertinggi di dunia, sedangkan belanja untuk mengakses pornografi rata-rata mencapai Rp50 triliun per tahun.

Untuk meminimalisir maraknya pornografi, menurut Khofifah, Kementerian Sosial telah memiliki Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos). Di antara tugas Puspensos adalah melakukan pengawasan, penyuluhan, dan pendidikan anti pornografi.

Sedangkan tujuan utama kunjungan Khofifah ke LKBN Antara adalah untuk bersilaturahim dengan sejumlah wartawan, baik nasional maupun lokal, baik cetak maupun elektronik, karena tempat berkumpulnya wartawan di Samarinda selama ini adalah di LKB Antara.

Pewarta: M Ghofar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015