Madinah (ANTARA News) - Jemaah calon haji Indonesia yang datang ke tanah suci terus memadati Madinah dan data yang dihimpun dalam sistem komputerisasi haji terpadu (Siskohat) pada Daker Madinah hingga Minggu (3/12) pukul 20.00 waktu Arab Saudi menunjukkan jumlah mereka mencapai 32.893 orang.
Pada hari Sabtu, tercatat sebanyak 6.053 calon haji yang tiba dari 12 embarkasi di tanah air. Jumlah terbesar berasal dari embarkasi Jakarta dan Bekasi sebanyak 1349 jemaah.
Kepadatan itu terlihat ketika waktu shalat tiba, para jemaah Indonesia dengan pakaian seragam warna biru telur asin berbondong- bondong menuju Masjid Nabawi.
Dari pantauan ANTARA saat waktu shalat Isya' di Masjid Nabawi, jamaah dari Indonesia tampak memenuhi jalan-jalan menuju masjid ketika datang maupun pulang usai shalat. Sementara di sejumlah sudut jalan juga terlihat jamaah Indonesia yang sibuk berbelanja berbagai aneka keperluan.
Para jamaah Indonesia juga tampak berbaur dengan jemaah dari negara-negara lain, seperti Turki, India, Bangladesh, Malaysia, Pakistan dan beberapa negara Afrika untuk menunaikan shalat Isya' hingga meluber ke pelataran luar masjid.
Kepadatan di Masjid Nabawi menang sudah menjadi tradisi bagi calon jemaah haji yang tengah berada di Madinah, yakni untuk melakukan ibadah shalat wajib berjamaah 40 waktu berturut-turut (Arbain) dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan berdoa di tempat di antara makam dan mimbar masjid (Raudhah) yang diyakini sebagai tempat yang dimulyakan, sehingga menjadi tempat favorit para jemaah.
Tidak gampang untuk mencapai tempat itu, karena pintu masuknya dijaga ketat oleh petugas, dan para jamaah berdesak-desak dan berebut untuk mencapai tempat itu.
"Saya sudah delapan hari melakukan shalat berjamaah di masjid, tapi tidak bisa tembus ke tempat itu," kata seorang petugas haji yang enggan disebut namanya, usai berhasil menjalankan ibadah shalat Arbain.
Jamaah tersesat
Membludaknya jamaah yang melakukan ibadah di Masjid Nabawi menyebabkan beberapa orang tersesat, atau kesasar, terutama saat kembali dri masjid menuju ke pemondokan.
Sebagaimana pada musim haji tahun sebelumnya, musim haji tahun ini juga diwarnai oleh banyaknya jamaah yang nyasar, terutama setelah mengikuti shalat di Masjid Nabawi menuju pemondokannya.
Pantauan lapangan, menunjukkan kebanyakan jemaah tersesat terjadi di malam hari dan rata-rata berusia lanjut. Seorang jemaah yang mengaku dari berasal dari Jawa Barat kebingungan untuk pulang karena tidak ingat nama hotel yang ditinggalinya.
Sementara yang lainnya mengaku tidak ingat pintu masuk ke masjid, sehingga kebingungan mengambil jalan pulang. Idris (77) seorang jamaah asal Balikpapan mengaku terpisah dari rombongannya kebingungan dan idak ingat nama hotel tempat tinggalnya.
Selain itu, juga ada jemaah yang kebingungan jika pulang shalat pada malam hari.
Dari data yang terhimpung di Siskohat, seminggu pertama sejak kedatangan di Medinah, sudah tercatat sedikitnya 275 orang jamaah yang tersesat dan langsung diantarkan ke pemondokan mereka masing-masing.
Di Kantor Daker Madinah, ada tim yang disiapkan khusus untuk mengantarkan jamaah yang kesasar ke pemondokan masing-masing. Bahkan ada beberapa petugas yang berkeliling sekitar masjid usai pelaksanaan shalat untuk menyisir para jemaah yang tersesat.
Menurut Sekretaris Kadaker, Cepi Supriatna, jamaah tersesat itu lebih disebabkan oleh disorientasi. Karena begitu jemaah datang di malam hari, dan belum melakukan apa-apa langsung pergi ke masjid dengan semangat menggebu-gebu.
``
Gimana nggak bingung, wong model rumahnya sama, pintunya sama, semuanya sama. Makanya melalui pers dihimbau agar jemaah melakukan reorientasi dulu sebelum bepergian," kata Cepi Supriatna, seperti dikutip Media Center Haji di Madinah. (*)
Copyright © ANTARA 2006