Kupang (ANTARA News) - Banjir yang meluap dari Bendungan Oe Nao di Desa Sumlili, Kecamatan Kupang Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebagai akibat tingginya curah hujan di wilayah itu, meluluhlantakkan ratusan hektare sawah yang sudah ditanami padi, Kamis.
"Padi kami yang baru saja ditanam dan sebagian lagi masih dalam proses tanam terhempas diterjang banjir yang datang secara tiba-tiba," kata seorang petani Warga Desa Sumlili, Mateos Fek yang dihubungi di Kupang, Kamis.
Menurut dia, banjir itu datang di saat dia dan sejumlah petani lainnya sedang melakukan aktivitas penanaman di areal sawah pertanian seluas 100 hektar tersebut. "Saat banjir itu datang kami sedang lakukan penanaman. Namun karena datangnya secara tiba-tiba kami tidak bisa berbuat banyak selain pasrah," katanya.
Sejumlah bibit padi yang disediakan dan siap untuk ditanam pada saat itu, ikut ditelan banjir tersebut. "Kami hanya bisa melihat bibit dan padi yang sudah ditanam terhempas banjir," kata Mateos.
Dia mengatakan, meluapnya banjir ke lahan pertanian tersebut, sebagai akibat jebolnya irigasi yang membelah seluruh luasan areal perswahan itu. Padahal katanya, irigasi itu baru saja dibuat dan baru berusia sekitar dua tahun.
"Desakan air begitu deras dari bendungan menyebabkan tembok irigasi sepanjang puluhan meter jebol dan air pun meluap ke lahan persawahan kami," katanya.
Pemilik lahan dua hektare yang rata disikat banjir itu mengaku, mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. Pasalnya semua bibit yang disapu banjir merupakan bibit hasil swadaya alias dibeli sendiri. "Semua ini saya beli, saya tidak dapat bantuan bibit dari pemerintah," katanya.
Terhadap kemungkinan akan melakukan penanaman lagi, pascabanjir surut, Mateos mengaku sudah tidak mungkin lagi, karena waktu untuk menanam padi sudah lewat. "Untuk menaman padi kembali sudah tak mungkin karena sudah lewat waktunya. Untuk ganti dengan jenis lain tidak mungkin karena itu areal persawahan hanya untuk padi," katanya.
Dia mengaku pasrah dengan kondisi itu, dan berharap Pemerintah Kabupaten Kupang bisa segera memberikan sejumlah bantuan untuk kepentingan penalangan pemenuhan kebutuhan pangan dalam rumah tangga. "Kami sudah lapor ke desa dan diharap bisa diteruskan kepada aparat pemerintah yang lebih tinggi untuk bisa segera diberi bantuan," katanya.
Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kupang dan sekitarnya pada Kamis (5/2) sejak siang hingga petang tadi. Akibat hujan tersebut, volume air di Bendungan Oe Nao meningkat dan mengalir deras melintasi irigasi persawahan warga di Desa Sumlili.
Derasnya aliran air tersebut, telah mendesak tembok penahan irigasi yang saban hari mengairi ratusan hektare sawah petani desa itu, jebol sepanjang puluhan meter dan air tersebut merambah ke dalam areal persawahan. Tanaman padi dan bibit padi petani pun ludes disapu banjir.
Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015