Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan usulan penurunan harga jual bahan bakar jenis solar maksimal Rp6.200, agar Pertamina tidak merugi.
"Kalau di bawah Rp6.200, Pertamina akan rugi," kata Dwi di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Kamis, usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Ia mengatakan salah satu acuan untuk mengurangi harga jual solar adalah harga internasional minyak mentah.
"Kita lihat nanti kebijakan pemerintah karena tantangan ke depan kan masih banyak dan harga internasional, juga solar kemarin kita lihat ada rebound ke atas lagi. Nah itu yang nanti akan jadi perhatian barangkali di pemerintah. Tapi apapun keputusan pemerintah Pertamina siap," tukasnya.
Ia mengatakan Pertamina juga melakukan evaluasi terkait bahan bakar bersubsidi pada pertengahan Februari mendatang.
Mengenai pengaruh turunnya harga minyak mentah dunia dengan penurunan keuntungan Pertamina, Dwi mengatakan hal itu tentu berpengaruh, namun akan dihadapi dengan upaya efesiensi yang saat ini mulai berjalan.
"Tentu saja, dan bukan hanya Pertamina semuanya upstream-nya pasti terpukul dan itu otomatis profitabilitas dari upstream kena. Tapi kita akan berusaha untuk akan memperbaikinya dari aspek efesiensi," tegasnya.
Saat bertemu Presiden, Dwi mengatakan ia juga melaporkan perkembangan pengelolaan Pertamina, termasuk upaya efesiensi yang terus dilakukan melalui sejumlah kebijakan perusahaan.
Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015