Jakarta (ANTARA News) - Delegasi Majelis Syuro (DPR) Kerajaan Arab Saudi mengapresiasi dan mengaku takjub atas dunia Islam di Indonesia, utamanya pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini disampaikan ketua delegasi Abdurrahman bin Ahmed Haijan usai menerima penjelasan Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin tentang perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta, Rabu (4/2).

Delegasi yang dipimpin Abdurrahman ini beranggotakan Hamid bin Abdulrahman Alhasaan, Sultan bin Hasan Alsultan, Abdullah bin Saleh Alnejedi, Ghazi bin Faisal Bin Zaqr, Ahmed bin Salman Alsalman, dan Mohammad bin Abdullazizi Aba Hussian, serta beberapa orang dari kedutaaan kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia.

Mereka diterima oleh Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, didampingi Kabag Pengkajian Al-Quran Mukhlis M Hanafi dan Kabag TU Pimpinan, Khoirul Huda, di ruang kerja Menteri Agama. Menag diwakili Dirjen Pendis karena pada saat yang sama harus mengukuti rapat dengan MPR RI.

Dalam kesempatan itu, Kamaruddin Amin menjelaskan perkembangan pendidikan di Indonesia. Menurutnya, pendidikan diurus tiga kementerian dan salah satunya berada di bawah naungan Kemenag. Jadi, selain mengurusi hal ikhwal mengenai keagamaan, lanjut Kamaruddin, Kemenag juga diamanahi oleh pemerintah untuk mengurusi lembaga pendidikan keagamaan mulai dari dasar (RA) hingga perguruan tinggi.

Guru besar UIN Alauddin Makassar ini menambahkan bahwa kuantitas pendidikan keagamaan dan pendidikan Islam di Indonesia, mencapai 20 % dari total lembaga pendidikan di Indonesia. Indonesia mempunyai 55 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dan 600 lebih yang dikelola swasta. Selain itu, ada 70 ribu madrasah dengan jumlah murid sekitar 8 juta murid. Di samping madrasah, ada pesantren yang memiliki kekhasan dan distingsi untuk mendidik generasi Indonesia. “Ada hampir 30 ribu pesantren dengan jumlah santri sekitar 4 juta orang,” tambah Kamaruddin Amin.

Mendengar hal itu, Abdurrahman bin Ahmed Haijan mengaku takjub dan mengapresiasi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Kepada Dirjen Pendidikan Islam, Abdurrahman menyampaikan maksud kunjungannya ke Indonesia, yaitu dalam rangka mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam.

Menurutnya, saat ini, banyak pihak yang berkepentingan untuk memecahbelah umat Islam. Untuk itu, lanjut Abdurrahman, kami terus berusaha menjauhkan diri dari memperdebat hal-hal yang diperselisihkan. Dalam kesempatan itu, Abdurrahman juga menyampaikan keinginannya untuk mengembangkan kerjasama antara Kerajaan Arab Saudi dengan pemerintah maupun pihak swasta di Indonesia.

Abdurrahman mengatakan bahwa ia ingin membangun hubungan yang serius, tentang pengajaran Bahasa Arab, sosial dan ekonomi dengan Indonesia. Hal itu, tegas Abdurrahman, bahkan perlu diikat dan dikaitkan dalam sebuah kerangka kerja. “Untuk itu, jika diperkenankan, kami memohon data tertulis tentang gambaran yang telah pak Dirjen uraikan tadi, untuk kami sampaikan di Saudi,” harap Abdurrahman.

Dirjen Pendis pun menyambut baik permintaan delegasi, sembari menceritakan tentang bantuan dari Islamic Development Bank (IDB) yang sedikit banyak, mengubah wajah pendidikan Islam di Indonesia. Kamaruddin mengakui kontribusi besar dari bantuan IDB dalam mampu mengubah PTKIN di Indonesia, baik dari sisi kapasitas maupun kompetensi dosen hingga kuantitas mahasiswa yang meningkat drastis. “Bahkan, saat ini, ada 6 PTKIN yang sedang dibantu IDB untuk menaikkan statusnya menjadi lebih baik. Ke depan, kami berharap, IDB terus membantu lembaga pendidikan kami,” harap Dirjen.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015