Jakarta (ANTARA News) - Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Asri Purwakarta, Jawa Barat, membantah menelantarkan pasien bayi Alfian Putra Nugraha (10 bulan) hingga tewasakibat pelayanan medis yang terlambat dan meminta pembayaran uang muka.

"RSIA Asri Purwakarta menegaskan bahwa kematian bayi 10 bulan yang terjadi di sini bukan karena keterlambatan pelayanan medis, apalagi karena belum ada pembayaran uang muka," kata Kepala Hubungan Masyarakat RSIA Asri, Dian Novi Setiawan, dalam keterangan pers, Rabu.

Ia mengemukakan, RSIA Asri memberikan pelayanan pasien sesuai standar operasional prosedur (SOP) pelayanan medis penanganan pasien gawat darurat.

Kebijakan rumah sakit, menurut dia, menghimbau pihak keluarga pasien untuk menyiapkan biaya perawatan di ruang rawat intensif (Intensive Care Unit/ICU) karena biaya perawatannya cukup besar.

"Namun, pasien tetap mendapatkan perawatan optimal di UGD dan ICU dengan tidak mengesampingkan pelayanan di RSIA Asri Purwakarta," katanya menambahkan.

Selain itu, dikemukakannya, tidak ada kaitan biaya uang muka senilai Rp2,7 juta dengan meninggalnya pasien.

Proses masuknya pasien ke pelayanan Intensive Care Unit (ICU), menurut dia, harus melalui proses penstabilan kondisi awal pasien dengan dilakukan tindakan dan observasi di Unit Gawat darurat (UGD) atau Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Setelah kondisi pasien stabil barulah pasien dapat dipindahkan dari IGD ke palayanan ICU," demikian Dian.

Bayi Alfian Putra Nugraha merupakan putra pertama dari pasangan Dede Kosasih Nugraha (30) dan Eva Permana, warga Perum Griya Asri, Kelurahan Cisereuh Purwakarta, Jawa Barat.

Dede menceritakan, pada 13 Januari 2015 anaknya mengalami demam yang sangat tinggi dan kejang-kejang, sehingga dibawa ke rumah sakit RSAI Asri.

"Kata dokter jaganya, Alfian harus segera masuk ke ruang ICU," ucapnya.

Sebelum Alfian dibawa ke ruang ICU, bagian administrasi RSIA Asri meminta uang muka (down payment/DP) senilai Rp2,7 juta.

"Jika tak ada uang DP itu, maka si anak tidak bisa masuk ruang ICU. Tapi, sayang pihak rumah sakit bilang, kalau ada uang saat itu juga, maka anak saya baru bisa masuk ruang ICU," katanya.

Dede mengaku sangat kecewa dengan sikap dari pihak rumah sakit tersebut yang lebih mementingkan uang ketimbang keselamatan nyawa pasien.

"Padahal, rujukan Jamkesda isteri saya itu ke RSIA Asri. Tapi, kenapa rumah sakit itu tak memberikan kelonggaran pada kami," kata Dede menambahkan.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015