Semarang (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi IV Semarang menyebutkan penyebab anjloknya Kereta Api (KA) Jayabaya di daerah Batang, Selasa (3/2) malam, karena faktor alam.
"Penyebabnya faktor alam. Di daerah sekitar anjloknya KA Jayabaya itu sempat diguyur hujan deras selama lima jam," kata Kepala Humas PT KAI Daops IV Semarang Suprapto di Semarang, Rabu.
Ia menjelaskan hujan deras yang terjadi selama lima jam itu menyebabkan sebuah pangkal pilar badan rel, tepatnya di KM 64 antara Stasiun Ujungnegoro-Kuripan mengalami ambles sedalam 40 centimeter.
Kondisi tersebut, kata dia, mengakibatkan KA Jayabaya jurusan Jakarta-Malang yang tengah melintas mengalami anjlok di KM 63+700 antara Stasiun Ujungnegoro dan Stasiun Kuripan, Batang.
"Tindakan selanjutnya yang dilakukan adalah mengevakuasi KA Jayabaya yang anjlok dan membawanya ke Stasiun Poncol Semarang. KA Jayabaya sudah sampai di sana untuk pengecekan," katanya.
Selanjutnya, kata dia, dilakukan perbaikan jalan rel, antara lain mengganti bantalan jalan rel yang rusak sepanjang 200 meter akibat gesekan dengan gerbong KA Jayabaya yang anjlok.
"Kami juga tambah volume batu kricak di sekitar rel itu, mengusahakan penguatan pilar badan rel yang ambles sehingga posisinya normal kembali. Estimasi perbaikan sekitar 24 jam," katanya.
Sementara ini, kata dia, perlintasan antara Stasiun Ujungnegoro dan Stasiun Kuripan yang sudah jalur ganda (double track) masih diberlakukan jalur tunggal selama perbaikan jalan rel yang ambles.
KA Jayabaya jurusan Jakarta--Malang anjlok di antara Stasiun Ujungnegoro dan Kuripan, Batang, Jawa Tengah, Selasa (3/2), sekitar pukul 18.06 WIB.
Lokasi anjloknya KA bernomor KA 7024 B yang menarik setidaknya 10 gerbong dengan jumlah penumpang 455 orang itu, terjadi di KM 63+700 antara Stasiun Ujungnegoro-Stasiun Kuripan. (Akibat anjlok, tiga kereta terlambat dari jadwal)
KA Jayabaya itu mengalami anjlok pada lima roda as di empat gerbong yang ditarik, yakni K3 01428 (anjlok satu as), K3 01427 (satu mas), K3 01426 (dua as), dan MP3 01401 (satu as).
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015