Berarti potensinya masih besar"Jakarta (ANTARA News) - Berawal dari garasi, pasar daring (online marketplace) Bukalapak.com bermimpi untuk menjadi sarana agar bisnis online dapat menjadi profesi di masa depan.
"Kami berawal dari garasi kecil," kata CEO dan pendiri Bukalapak.com Achmad Zaky di Jakarta, Rabu.
Bukalapak.com memiliki mimpi besar, yaitu mewadahi sektor usaha kecil di Indonesia untuk tumbuh pesat lewat internet. Zaky merasakan kemajuan pesat di industri pasar daring Indonesia. Dalam kurun tiga tahun sejak didirikan pada 2011, Bukalapak.com telah memiliki 150.000 pelapak (penjual).
Barang yang dijual pun beragam, mulai dari barang elektronik, makanan hingga produk fashion. "Tiga tahun lalu kami masih nol, sekarang peringkat 30 website Indonesia," lanjutnya.
Pria kelahiran Sragen 28 tahun silam itu mengatakan sistem dalam Bukalapak.com memudahkan para anggota yang ingin serius berbisnis. "Maksudnya mereka yang ingin maju dan tumbuh, menjual barang dalam jumlah banyak, misalnya 20 per hari," kata lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung.
Dia meyakini peluang e-commerce di Indonesia masih terbuka lebar. Saat ini, jumlah kunjungan ke Bukalapak.com mencapai angka 10 juta per bulan. Dia membandingkan dengan jumlah kunjungan pengguna Facebook di Indonesia yang mencapai 70 juta per hari.
"Berarti potensinya masih besar," imbuh dia.
Setiap orang dapat bergabung dan menjadi penjual di pasar daring tersebut secara cuma-cuma. Dia mengatakan berjualan di toko membutuhkan investasi lebih besar, seperti biaya sewa toko. Selain itu, pembelinya pun terbatas. Pengeluaran seperti itu bisa dipangkas bila berjualan lewat Internet.
"Di sini gratis," ujar dia. Saat ini, nilai transaksi di pasar daring tersebut mencapai 1 triliun rupiah per tahun.
Zaky menargetkan pertumbuhan delapan kali lipat dalam jangka setahun di berbagai aspek, mulai dari jumlah transaksi hingga pengguna, setelah mendapat suntikan dana investasi dari EMTEK Group senilai ratusan miliar rupiah.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015