Doha (ANTARA News) - Sepaktakraw Indonesia saat ini sedang menggalakkan pembinaan agar tidak susah mencari para pemain untuk menggantikan pemain yang ada saat ini dan kini sudah ada 25 pemain junior putera dan 25 puteri yang dipandu-bakat lewat kejuaraan dunia junior di Muara Enim beberapa waktu lalu. "Kita ingin lebih banyak atlet yang mengikuti cabang ini. Di Thailand ada kompetisi liga sepaktakraw, jadi tidak heran bila negara itu selalu meraih medali emas dalam berbagai kesempatan," kata Ketua Umum PB PSTI, Syamsurizal bin Amir El Walid. Ketika ditemui saat menyaksikan pertandingan sepaktakraw Indonesia vs Korea Selatan di Doha, Sabtu siang, Syamsurizal mengatakan kompetisi liga sepaktakraw di Thailand dibagi atas kompetisi senior dan junior serta ada pula yang dilakukan berbagai instansi. Ada kompetisi yang diadakan siswa di sekolah, ada angkatan laut, angkatan darat dan ada pula yang diadakan di berbagai propinsi,"" kata Syamsurizal yang juga wakil ketua sepaktakraw internasional (ISTAF) serta sepaktakraw Asia (ASTAF). "Tim nasional sepaktakraw kita sudah mulai maju setelah berlatih selama tiga bulan di Thailand. Kita mengikuti kompetisi dan dihadapkan dengan 24 regu yang harus kita hadapi dari hari ke hari," tutur Syamsurizal (51) yang juga sebagai bupati Bengkalis. Ia mengungkapkan setelah pulang dari Thailand bersama pelatih Somkiet Sonsathitanom (warga Thailand) yang melatih atlet mulai SEA Games Filipina, mental para atlet semakin baik. Organisasi sepaktakraw nasional itu, kata ketuanya, sudah menerapkan teknologi dalam penyarian dan pembinaan atlet, di antaranya hanya akan menerima atlet putera dengan tinggi badan minimal 1,75m dan puteri minimal 1,66m. Di tingkat Asia, tim sepaktakraw Indonesia mulai tidak dapat dipandang enteng dan hal itu tebukti ketika tampil sebagai runner-up di Piala Raja di Malaysia baru-baru ini dan urutan ketiga pada kejuaraan dunia Piala ISA Agustus 2006. Negara yang kini kuat sepaktakrawnya, kata Syamsurizal, adalah Thailand, Malaysia dan Myanmar. Dalam berbagai kejuaraan, Indonesia selalu saling bertukar tempat dengan negara itu, kecuali dengan Thailand yang selalu bercokol di tempat teratas. Pada babak penyisihan grup di Asian Games Doha, Indonesia berhasil mengalahkan Korea Selatan 2-1 namun masih harus berhadapan dengan Thailand untuk menentukan juara grup dan selanjutnya berhadapan lagi dengan tim dari grup lainnya. Pelatih nasional Mustakin mengakui, saat ini tim asing mulai memperhitungkan tim Indonesia bila bertemu di ajang pertandingan. "Itu dapat dilihat dari sikap mereka di lapangan," kata Mustakim, pelatih dari Jepara. "Rasa percaya diri mereka semakin tinggi dan hal itu amat dibutuhkan atlet," kata Mustakin menambahkan. (*)
Copyright © ANTARA 2006