... ada yang menyebut perseteruan KPK-Kepolisian Indonesia sudah pada titik menjijikkan maka itu sangat wajar...Kendari, Sulawesi Tenggara (ANTARA News) - Warga Kendari, Sulawesi Tenggara, mulai malas dan apatis mengikuti perkembangan pemberitaan media tentang konflik KPK-Kepolisian Indonesia yang dinilai cuma saling pamer kekuatan dan kewenangan.
"Diharapkan penegakan hukum menemukan keadilan dan memberi pendidikan bagi masyarakat. Namun kelihatan sudah saling memojokkan atau memamerkan kekuatan sehingga mengecewakan," kata seorang ibu rumah tangga, Ecce (31), di Kendari, Rabu.
Warga peduli penegakan hukum, kata dia, menginginkan KPK, Kejaksaan dan Kepolisian Indonesia seiring berjalan memberantas korupsi tetapi yang terjadi justru saling berantas.
Akibatnya, pencuri uang negara kegirangan menyaksikan antarlembaga pemberantas korupsi saling sandera, sehingga leluasa beraksi.
"Kalau ada yang menyebut perseteruan KPK-Kepolisian Indonesia sudah pada titik menjijikkan maka itu sangat wajar. Kondisi KPK-Polri yang terkesan saling balas sudah memiriskan hati," katanya.
Hal senada juga disampaikan Amal (52), polemik KPK-Kepolisian Indonesia sudah membuat masyarakat tidak nyaman.
"Saya sekarang lebih baik menyaksikan pemberintaan tentang flora dan fauna, hiburan dangdut atau informasi selebtritis daripada mengikuti proses hukum," kata Amal.
Saat ini KPK dan Kepolisian Indonesia tidak dapat membatah persepsi publik bahwa keduanya menunjukkan ego wewenang.
Warga peduli penegakan hukum, kata dia, menginginkan KPK, Kejaksaan dan Kepolisian Indonesia seiring berjalan memberantas korupsi tetapi yang terjadi justru saling berantas.
Akibatnya, pencuri uang negara kegirangan menyaksikan antarlembaga pemberantas korupsi saling sandera, sehingga leluasa beraksi.
"Kalau ada yang menyebut perseteruan KPK-Kepolisian Indonesia sudah pada titik menjijikkan maka itu sangat wajar. Kondisi KPK-Polri yang terkesan saling balas sudah memiriskan hati," katanya.
Hal senada juga disampaikan Amal (52), polemik KPK-Kepolisian Indonesia sudah membuat masyarakat tidak nyaman.
"Saya sekarang lebih baik menyaksikan pemberintaan tentang flora dan fauna, hiburan dangdut atau informasi selebtritis daripada mengikuti proses hukum," kata Amal.
Saat ini KPK dan Kepolisian Indonesia tidak dapat membatah persepsi publik bahwa keduanya menunjukkan ego wewenang.
Pewarta: Sarjono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015