Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei publik Lembaga Survei Indonesia (LSI) terhadap Kinerja Kabinet Jokowi-JK, menempatkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebagai menteri dari Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Masyarakat (PMK) dengan kinerja yang paling memenuhi harapan.

Hasil itu terungkap dalam rilis dan presentasi survei/diskusi publik tentang Evaluasi Terhadap Kinerja 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK: Efek Partisan Terhadap Kepuasan Publik yang diterima Kemenag awal pekan ini.

Survei LSI dilaksanakan 10-18 Januari 2015 dengan tujuan untuk mengevaluasi kinerja pemerintahan Jokowi-JK pada 100 hari pemerintahannya. Selain itu juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan atas kinerja pemerintahan Jokowi-JK.

Ketika responden diajukan pertanyaan mengenai penilaian mereka terhadap kerja menteri-menteri di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam Kabinet Jokowi-JK, 48,4% responden menyatakan kinerja Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memenuhi harapan. Persentasi ini berada pada tingkatan teratas dari delapan menteri yang masuk dalam kategori ini.

Berada di bawah Menteri Agama adalah Menteri Sosial (48,3%), Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah (47,5%), Menteri Kesehatan (43,5%), Menteri Pemuda dan Olahraga (37,7%), Menteri Riset, teknologi, dan Pendidikan Tinggi (36,4%), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (36,2%), dan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (33,4%)

"Di tingkat kabinet/menteri, mayoritas warga tidak mengetahui kinerja mereka. Hanya kinerja Menteri Kelautan yang dianggap mayoritas publik (61%) memenuhi harapan. Untuk tiga menteri, Menteri Agama, Menteri Sosial, dan Menteri Diknas, hampir separuh (47-48%) mengatakan bahwa kinerja mereka memenuhi harapan. Sisanya, publik yang menganggap kinerja menteri sesuai harapan jumlahnya di bawah 40%," demikian disebutkan dalam temuan Survei LSI tersebut.

Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.220 responden yang menjadi sampelnya dengan margin of error sebesar +/-2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015