Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi bergerak menguat sebesar 51 poin menjadi Rp12.606 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.657 per dolar AS.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa keberhasilan pemerintah mengadakan lelang surat utang negara (SUN) sebanyak empat seri dengan nilai total penawaran yang masuk sekitar Rp40,23 triliun dan berhasil diserap Rp16 triliun menjadi salah satu penopang nilai tukar rupiah.
"Mata uang rupiah mendapat sentimen positif dari lelang SUN yang cukup tinggi permintaannya," katanya.
Ia menambahkan penguatan rupiah juga seiring meredanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap Yunani. Perdana Menteri Yunani yang baru sedang melakukan kunjungan ke beberapa negara-negara kreditur di Eropa untuk menegosiasikan utangnya, situasi itu diharapkan dapat menghindari potensi gagal bayar sehingga tidak mengganggu pasar keuangan global.
"Itu mendorong optimisme pasar bahwa kawasan tersebut tidak akan menghadapi krisis baru," katanya.
Menurut dia, laju rupiah masih berpeluang untuk dapat melanjutkan penguatannya pada Rabu ini. Namun demikian, tetap cermati potensi perubahan sentimen yang sewaktu-waktu dapat terjadi sehingga membalikan arahnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa pesanan pabrik AS yang menurun pada periode Desember 2014 menjadi salah satu pendorong dolar AS melemah terhadap beberapa mata uang dunia, termasuk rupiah.
Ia mengemukakan bahwa departemen keuangan AS menjelaskan penurunan pesanan produksi manufaktur sebesar 3,4 persen terjadi karena turunnya permintaan di seluruh sektor industri. Sektor manufaktur melambat seiring lesunya permintaan global dan jatuhnya harga minyak mentah yang membuat beberapa perusahaan di sektor energi memilih menunda atau mengurangi proyek-proyeknya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015