Indeks harga saham gabungan BEI ditutup naik sebesar 15,48 poin atau 0,29 persen ke posisi 5.291,71, sedangakan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat sebesar 5,20 poin atau 0,57 persen ke posisi 913,58.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan bahwa sentimen domestik terkait menguatnya mata uang rupiah serta data-data ekonomi yang telah dirilis menjadi sentimen utama bagi laju bursa saham di dalam negeri.
Ia mengemukakan bahwa Badan Pusat Statistik mencatat terjadi deflasi pada indeks harga konsumen selama Januari 2015 sebesar 0,24 persen. Sementara neraca perdagangan pada Desember mengalami surplus sebesar 190 juta dolar.
Sementara nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore bergerak menguat sebesar 22 poin menjadi Rp12.663 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.685 per dolar AS.
"Kombinasi data ekonomi dan penguatan rupiah menopang IHSG BEI," katanya.
Ia menambahkan bahwa aliran dana asing yang masuk ke pasar saham domestik juga menjadi salah satu penunjang IHSG BEI bertahan di area positif. Dalam data BEI, pelaku pasar asing membukukan beli bersih sebesar Rp335,282 miliar pada Selasa ini (3/2).
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa di tengah volatilitas bursa saham regional dan mata uang rupiah, IHSG masih tetap mempertahankan posisinya di area positif.
"Secara teknikal, kondisi itu membuka peluang bagi indeks BEI untuk menuju level di 5.330 poin berpotensi terbuka," katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 228.740 kali dengan volume mencapai 4,49 miliar lembar saham senilai Rp4,87 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 170 saham, yang melemah 128 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 114 saham.
Dari bursa regional, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 70,04 poin (0,29 persen) ke 24.554,78, indeks Nikkei turun 222,19 poin (1,27 persen) ke 17.335,85, dan Straits Times melemah 12,60 poin (0,37 persen) ke posisi 3.410,75.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015