Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum PBNU KH A Hasyim Muzadi memperkirakan, konflik intern agama atau lintas agama di dunia ini hanya sekitar 30 persen yang benar-benar berkarakter agama, sedangkan sisanya merupakan konflik kepentingan global. Hal tersebut disampaikan Hasyim Muzadi ketika memberikan orasi ilmiahnya yang berjudul "Islam Rahmatan Lil `alamin Menuju Keadilan dan Peradaban Dunia (Perspektif Nahdlatul Ulama)" pada pengukuhan dirinya sebagai Doctor Honoris Causa dalam bidang peradaban Islam di IAIN Sunan Ampel Surabaya, Sabtu. "Konflik intern agama atau lintas agama yang betul-betul berkarakter agama perkiraan saya hanya 30 persen," katanya. Sementara yang 70 persen, lanjutnya, adalah konflik kepentingan global yang dipaksakan di mana-mana kemudian merugikan umat beragama. Akibatnya umat beragama itu melawan atas nama keadilan yang disokong agamanya masing-masing. Menurut Hasyim, problem-problem yang dirasakan dalam pengembangan Islam rahmatan lil`alamin (rahmat bagi seluruh alam) adalah bahwa gerakan global yang sebenarnya adalah agresi, imperialisme dan kapitalisme, sering menggunakan tema-tema dan nuansa agama. Namun ia bersyukur bahwa agama-agama besar di dunia baik Islam maupun agama lainnya telah memodernkan dan memoderatkan garis pikiran dan langkahnya. "Agama-agama besar di dunia sudah tidak mau menjadi limbah agresi-agresi, yang sesungguhnya bukan agama tapi kemudian diagamakan," katanya. Karena itu Hasyim mengajak kegiatan dan gerakan Islam "rahmatan lil`alamin" dilaksanakan secara konsekuen baik di tingkat nasional maupun internasional. Sejumlah tokoh nasional hadir dalam acara tersebut, antara lain Wapres Jusuf Kalla, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Kardinal Julius Darmaatmadja, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah HA Syafi`i Ma`arif. Selain itu, Ketua Umum MUI KH Sahal Mahfudz dan sejumlah politisi seperti Muhaimin Iskandar (PKB), Arief Mudatsir Madan (PPP), Slamet Effendi Yusuf, Ichwan Syam, (Golkar), Khofifah Indar Parawansa dan lain-lain.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006