Beijing (ANTARA News) - Tiongkok pada Senin mengeksekusi dua anggota sekte keagamaan terlarang, seorang ayah dan putrinya karena membunuh seorang wanita di rumah makan cepat saji McDonald pada Mei tahun lalu. Korban dibunuh karena menolak diajak bergabung dengan sekte itu, demikian media pemerintah melaporkan.
Korban, perempuan berumur 37 dengan nama keluarga Wu, diserang di Provinsi Shandong oleh anggota gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Sekte itu pernah berkotbah bahwa kiamat akan terjadi pada 2012.
Kasus ini menimbulkan kemarahan meluas setelah terungkap bahwa Wu dipukuli hingga mati karena menolak memberikan nomer teleponnya ke anggota kelompok tersebut.
Zhang Fan dan ayahnya Zhang Lidong dihukum mati setelah Mahkamah Agung meneguhkan hukuman mereka, lapor kantor berita Xinhua dan menambahkan bahwa kedua terpidana itu diizinkan bertemu dengan keluarganya sebelum dieksekusi.
Dalam laporan sebelumnya media pemerintah itu mengatakan bahwa Zhang Fan dan anggota sekte yang lain memanggil Wu sebagai "Roh Jahat" lalu memukulinya, menendang serta membenturkan kepalanya hingga ia meninggal di tempat.
Kelompok tersebut yang berasal dari provinsi Henan mempercayai bahwa Yesus hidup kembali sebagai Yang Xiangbin, istri dari pendiri sekte, Zhao Weishan, menurut laporan Xinhua sebelum ini.
Pada 2012 Tiongkok membubarkan sekte tersebut yang menyerukan "peperangan" untuk membunuh "Naga Merah" Partai Komunis, dan berkotbah bahwa akhir zaman akan terjadi pada tahun tersebut.
(Uu.SYS/B/M007/C/a032)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015