New York (ANTARA News) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB), Minggu, mengecam pembunuhan sandera asal Jepang, jurnalis Kenji Goto, oleh kelompok militan ISIS dan menyebut tindakan tersebut "keji dan pengecut".
"Kejahatan ini, sekali lagi, mengingatkan kita bahwa para jurnalis dan lainnya di Suriah menghadapi bahaya yang semakin meningkat setiap hari," kata DK PBB melalui sebuah pernyataan yang dilansir AFP.
Pembunuhan Kenji Goto, jurnalis perang Jepang berumur 47 tahun, pada Sabtu menjadi pemenggalan kedua dalam seminggu terakhir setelah sebelumnya ISIS melakukan hal sama terhadap sandera Jepang yang lain, Haruna Yukawa.
Dalam sebuah tayangan video, terlihat Goto berlutut di samping seorang pria beraksen Inggris dengan penutup wajah yang berbicara menyalahkan pemerintah Jepang atas pembunuhan Goto.
"Mereka yang membunuh Kenji Goto harus bertanggung jawab," kata DK PBB.
Namun negara-negara anggota menekankan bahwa tindakan seperti itu "tidak akan mengintimidasi kelompok bersenjata namun justru menguatkan tekad mereka".
Eksekusi Goto terjadi seiring dengan perjuangan Jordania untuk menyelamatkan warganya yang menjadi sandera IS, pilot Maaz al-Kassasbeh.
Menurut ISIS, al-Kassasbeh akan dibebaskan jika pemerintah di Amman bersedia menukarnya dengan seorang milisi perempuan asal Irak yang divonis mati di Jordania.
Pemerintah Jordania mengatakan mereka setuju membebaskan perempuan militan tersebut jika ISIS bisa membuktikan Kassasbeh masih hidup.
Sementara itu DK PBB sendiri menginginkan proses pelepasan sandera oleh kelompok ISIS dan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda lainnya berlangsung dengan segera, aman dan tidak bersyarat.
DK PBB juga menyatakan simpati dan duka mendalam kepada keluarga korban, pemerintah Jepang dan kepada semua keluarga korban kekejaman ISIS.
Kenji Goto dipenggal oleh kelompok ISIS setelah kelompok bersenjata ini mengklaim telah membunuh kontraktor Haruna Yakawa minggu lalu, setelah batas waktu 72 jam yang diberikan untuk Jepang guna membayar tebusan 200 juta dolar AS terlewati.
ISIS telah membunuh penduduk lokal maupun pendatang. Para korban yang dibunuh termasuk dua jurnalis dan pekerja kemanusiaan asal Amerika Serikat (AS) serta dua sukarelawan Inggris.
(Uu.M054)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015