"Nilai impor pada Desember 2014 mencapai 14,43 miliar dolar AS atau naik 2,80 persen jika dibanding dengan bulan sebelumnya, namun jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu tercatat mengalami penurunan sebesar 6,61 persen," kata Kepala BPS, Suryamin, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Suryamin mengatakan, impor non-migas pada Desember 2014 tersebut mencapai 11,05 persen atau mengalami kenaikan 4,51 persen jika dibanding bulan sebelumnya sebesar 10,56 miliar dolar AS. Namun jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu, mengalami penurunan 1,69 persen.
Sementara untuk impor migas, lanjut Suryamin, mencapai 3,39 miliar dolar AS atau menurun 2,40 persen dari bulan sebelumnya sebesar 3,4 miliar dolar AS. Dan jika dibandingkan dengan Desember 2013 lalu, maka mengalami penurunan sebesar 19,71 persen.
"Nilai impor non-migas terbesar adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik yang mencapai 2,02 miliar dolar AS, di mana nilai tersebut turun 0,47 persen dibandingkan bulan sebelumnya," kata Suryamin.
Negara pemasok barang impor non-migas terbesar adalah Tiongkok dengan total nilai 2,93 miliar dolar AS atau 26,55 persen, disusul Jepang dengan nilai 1,22 miliar dolar AS atau 11,06 persen, dan Singapura sebesar 750 juta dolar AS atau 6,78 persen.
"Impor non-migas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 20,59 persen, sementara dari Uni Eropa 8,75 persen," ujar Suryamin.
Secara kumulatif, impor 2014, mencapai 178,18 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 4,53 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Nilai tersebut terdiri dari impor migas sebesar 43,46 miliar dolar AS yang turun 3,99 persen dan non-migas sebesar 134,72 miliar dolar AS yang juga turun 4,70 persen.
Nilai impor golongan barang konsumsi, bahan baku penolong, dan barang modal selama 2014 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 3,59 persen, 4,05 persen dan 7,07 persen.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015