Angka-angka yang dilaporkan dipertimbangkan sebagai angka minimum
Baghdad (ANTARA News) - Sebanyak 1.375 warga Irak tewas dan 2.240 lainnya terluka dalam serangan teroris dan kekerasan selama Januari di negara ini, menurut pernyataan dari Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) seperti dilansir dari Xinhua, Senin.
Pernyataan tersebut menyebutkan, 790 warga sipil, termasuk 59 polisi dan 585 pasukan keamanan Irak tewas, sementara 1.469 warga sipil termasuk 69 polisi terluka. Selain itu, 771 anggota keamanan juga terluka dalam aksis terorisme dan kekerasan selama bulan pertama 2015 tersebut.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa ibukota Irak, Baghdad merupakan provinsi terparah dengan korban sipil 1.014 orang (256 tewas dan 758 terluka), provinsi Anbar dengan jumlah korban 779 orang (195 tewas dan 584 terluka) dan provinsi-provinsi lain termasuk Diyala, Salahudin, Nineveh dan Kirkuk.
"Secara umum, UNAMI terhalang secara efektif untuk memverifikasi korban di daerah konflik. Angka-angka yang dilaporkan dipertimbangkan sebagai angka minimum," tulis pernyataan tersebut, yang menambahkan bahwa ada orang-orang tak dikenal yang meninggal akibat efek sekunder kekerasan setelah melarikan diri dari rumah mereka karena paparan elemen, kekurangan air, makanan, obat-obatan dan perawatan kesehatan.
Situasi keamanan di negara tersebut telah memburuk secara drastis sejak Juni, saat bentrokan berdarah pecah antara pasukan keamanan Irak dan ratusan militan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Para militan tersebut menguasai kota bagian utara negara tersebut dan kemudian menyita sejumlah bagian wilayah, setelah pasukan keamanan Irak meninggalkan pos mereka di Nineveh dan di provinsi yang didominasi Sunni lainnya.
Sebelumnya, sebuah laporan yang dikeluarkan PBB menyebutkan bahwa pada 2014 telah terjadi kekerasan terburuk dalam beberapa tahun terakhir, di mana setidaknya 12.282 warga sipil tewas dan 23.126 lainnya terluka, sehingga 2014 menjadi tahun paling mematikan sejak kekerasan sektarian pada 2006--2007, demikian laporan PBB seperti dikutip dari Xinhua.
Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015