PBB (ANTARA News) - Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat menyelenggarakan debat selama tiga hari mengenai hak-hak rakyat Palestina dalam an resolusi yang meneguhkan Israel menarik mundur dari wilayah Palestina dan Suriah. Dengan perolehan suara 157 setuju, tujuh menentang dan 10 absen, 192 anggota Majelis `mengulangi pernyataannya menuntut gencatan senjata menyeluruh dari seluruh aktivitas pendudukan Israel di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Jerusalem Timur, dan Dataran Tinggi Golan, Suriah yang juga mereka caplok." Perundingan-perundingan perdamaian antara Suriah dan Israel dibekukan sejak tahun 2000, yang ditandai permintaan Damaskus bahwa Israel harus mengembalikan Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel sejak tahun 1967. Resolusi Majelis juga menandaskan kembali komitmen `sesuai dengan hukum internasional, untuk menyelesaikan masalah dua negara Israel dan Palestina, hidup berdampingan dengan damai dan aman di dalam perbatasan-perbatasan yang diakui berdasarkan garis-batas sebelum 1967." Resolusi juga menegaskan keinginan Israel untuk `mundur dari wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967." Majelis didukung 157 suara setuju dan enam menentang terhadap satu resolusi terpisah yang menegaskan `ketetapan bahwa suatu tindakan yang dilakukan Israel, dengan kekuatan pendudukannya, memberlakukan hukum, juridiksi dan pemerintahan terhadap kota suci Jerusalem adalah ilegal dan untuk itu harus kembali kepada nol serta tidak berlaku dan tak punya keabsahan seterusnya, serta menyerukan agar Israel menghentikan semua tindakan ilegal serta tindakan-tindakan yang sifatnya sepihak tersebut." Resolusi-resolusi Majelis, tak sama juga diadopsi oleh 15 anggota Dewan Keamanan, namun tidak mengikat. Debat Majelis dimulai Rabu bersamaan dengan Hari Solidaritas Internasional terhadap rakyat Palestina dan ditandai oleh seruan-seruan untuk melanjutkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina yang macet. "Marilah kita berketetapan kepada diri kita masing-masing untuk menghirup hidup baru di dalam proses perdamaian, yang menjadi tujuan negara Palestina, dan keamanan bagi negara Israel, bisa diwujudkan sebelum tragedi ini menelan lebih banyak korban," kata Sekjen PBB Kofi Annan dalam pesannya pada Hari Kesetiakawanan Palestina itu, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006