Berlin (ANTARA News) - Mantan Presiden Richard von Weizsaecker, yang menantang sikap orang Jerman menyangkut Holocaust (genosida atau pembersihan etnis) dengan menyatakan negaranya telah dibebaskan oleh kekalahan Nazi pada 1945, meninggal dunia hari ini dalam usia 94 tahun, kata kantor kepresidenan Jerman seperti dikutip Reuters.

Lahir dari salah satu keluarga paling aristokratis di Jerman, von Weizsaecker menjadi presiden pada era unifikasi Jerman Timur dan Barat pada 1990, 11 bulan setelah ambruknya Tembok Berlin.

Dia terkenal atas pidato monumentalnya pada Mei 1985 untuk memperingati HUT ke 40 akhir Perang Dunia Kedua di mana dia mendesak warga Jerman untuk bertanggung jawab atas Holocaust. Dia memicu kontroversi ketika menyatakan Jerman telah dibebaskan oleh tumbangnya Reich Ketiga.

Von Weizsaecker, seorang Demokrat Kristen (CDU) yang pernah menjadi perwira tentara Jerman Wehrmacht pada Perang Dunia Kedua, menjadi Presiden Jerman Barat pada 1984 dan lengser satu dekade kemudian.

Setelah berkarir di bidang hukum dan bisnis, dia memasuki dunia politik pada 1969 dan pada 1981 menjadi Walikota Berlin Barat. Kenegarawanannya membuat Jerman Barat dihormati negara-negara sekutunya sehingga mereka tidak lagi mengkhawatirkan unifikasi Jerman.

Dia pernah dikritik karena menjadi tentara Hitler di mana beberapa kali dia naik pangkat dan pada 1944 bahkan mendapatkan bintang Iron Cross.

Dia menjadi pengacara untuk ayahnya Ernst yang menjadi Menteri Luar Negeri Nazi dari 1938 sampai 1943 dan sekaligus anggota SS, pada pengadilan penjahat perang di Nuremberg 1948-1949, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015