Washington (ANTARA News) - Gedung Putih pada Kamis menolak menggambarkan Taliban Afghanistan sebagai kelompok teroris, memicu kekhawatiran kanan, yang menuduh pemerintahan Presiden Barack Obama kehilangan sentuhan.
"Mereka memang melakukan siasat mirip terorisme, melancarkan serangan teror dalam upaya mewujudkan tujuan mereka," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
"Yang juga benar adalah bahwa penting membedakan Taliban dengan Alqaida," katanya, menunjuk perbedaan penyebutan.
"Taliban adalah badan sangat berbahaya," tambahnya.
Departemen Keuangan menjatuhkan hukuman anti-teror atas sekitar 2.000 pejuang, pemimpin, pendukung dan pemodal Taliban.
Tapi, pembedaan oleh Gedung Putih itu mendapat sedikit perhatian dari politisi lawan, dengan Republikan mengirimkan rekaman tanggapan itu ke pendukungnya.
"Mereka menggorok leher, menyerang bus, mengarahkan bom mobil ke pasar dan itu bukan kelompok teroris. Lihat, Anda tidak bisa memarodikan pemerintahan ini," kata penanggap konservatif Charles Krauthammer.
Yang lain menyatakan pembedaan oleh Gedung Putih itu lebih didasarkan atas politik daripada kenyataan, menunjuk perundingan pembebasan tawanan asal Taliban dengan tentara Amerika Serikat Bowe Bergdahl.
Gedung Putih menyatakan tidak berunding dengan kelompok teror.
Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan orang dalam di bandar udara Kabul, tempat tiga kontraktor Amerika Serikat dan Afghanistan tewas.
Rincian penembakan pada Kamis malam belum jelas, dengan juru bicara Pendukung Resolusi NATO mengatakan sedang diselidiki.
Pejabat pertahanan Amerika Serikat di Washington kepada AFP menyatakan korban warga negara adidaya itu, yang dipekerjakan di bawah kontrak Departemen Pertahanan AS untuk membantu melatih angkatan udara Afghanistan, meninggal karena luka tembak.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menyatakan seorang anggota pemberontak gerakan itu bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Seorang mujahid berani Afghanistan menyusup bekerja di bandar udara tentara Kabul, menembaki dan menyerang tentara Amerika Serikat, menewaskan tiga orang negara itu," katanya dalam pernyataan, yang dikirim ke media.
Pasukan dan warga Barat melatih pasukan keamanan Afghanistan untuk menghadapi serangan mematikan warga Afghanistan berseragam, yang menembaki rekan mereka.
Pasukan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO menerapkan pengamanan khusus dalam beberapa tahun belakangan untuk melawan ancaman tersebut, demikian AFP.
(B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015