Tangerang (ANTARA News) - Stadion Bojong Nangka yang merupakan Markas Persita Tangerang, Banten, saat ini telah memasuki tahap sekitar 60 persen dikerjakan sehingga target rampung akhir tahun 2015.
"Bila stadion itu selesai, tentu tim sudah menetap untuk melayani lawan menghadapi kompetisi Divisi Utama," kata Pembina Persita Ahmed Zaki Iskandar di Tangerang, Jumat.
Pernyataan tersebut sehubungan Persita tidak memiliki markas dan harus berpindah ke beberapa stadion seperti si Jalak Harupat, Bandung, Singaperbangsa, Karawang, menyebabkan prestasi tim terpuruk mengikuti laga Divisi Utama.
Padahal ketika bermarkas di Stadion Benteng, yang saat ini diperbaiki dan merupakan markas Persikota Tangerang, tim mampu bersaing pada kompetisi Indonesia Super Leage (ISL).
Dia mengatakan proyek Stadion Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua menggunakan dana APBD tahun jamak dan dapat dipercepat pekerjaan.
"Kerangka stadion sudah terbentuk dan pekerjaan pemasangan atap serta bangku penonton hampir selesai," katanya.
Ahmed mengatakan karena tidak memiliki markas, maka setiap pertandingan banyak mengeluarkan dana termasuk untuk biaya akomodasi dan transportasi serta minim dukungan suporter fanatik.
Stadion Bojong Nangka memiliki kapasitas penonton lebih dari 25 ribu tempat duduk dibangun dengan dana sebesar Rp90 miliar pada lahan seluas 16 hektare.
Persita mengikuti laga Divisi Utama 2015 karena sebelumnya bermain pada kompetisi ISL karena hasil yang diraih terkena degradasi.
Salah satu alasan tim ini terpuruk karena masalah pendanaan yang tidak mencukupi maka gaji para pemain sempat tertunda dalam beberapa bulan.
Padahal sejumlah perusahaan dengan skala nasional beroperasi di Kabupaten Tangerang, tapi tidak ada yang bersedia untuk menjadi sponsor tim.
Sebelumnya, pelatih Persita Bambang Nurdiansyah melakukan evaluasi terhadap kinerja sejumlah pemain setelah latih tanding melawan Barito Putra Rabu (28/1) di lapangan UPH Karawaci, jelang kompetisi Divisi Utama 2015.
Bambang mengatakan pemain lini tengah dan belakang masih kesulitan bila ada serangan balik, mereka sering kedodoran.
Dia mengatakan pemain mampu melakoni taktik dan teknik bertahan walau serangan lawan datang bertubi-tubi ke mulut gawang.
Pewarta: Adityawarman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015