Saya terus melihat dolar yang kuat kedepan"
Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar sedikit melemah terhadap mata uang utama lainnya di perdagangan Asia pada Jumat, karena investor menyesuaikan posisi mereka menjelang rilis data penting pertumbuhan ekonomi AS hari ini.
Di Tokyo, greenback merosot menjadi 117,83 yen pada perdagangan sore, turun dari 118,34 yen di New York pada Kamis sore, tetapi masih naik dari 117,70 yen di Asia pada Kamis pagi.
Euro naik tipis ke 1,1335 dolar dari 1,1317 dolar, sementara itu melemah menjadi 133,57 yen dari 133,93 yen.
Setelah data pekerjaan positif pada Kamis -- klaim manfaat asuransi pengangguran AS anjlok ke tingkat terendah dalam hampir 15 tahun pada pekan lalu -- investor sekarang menunggu angka produk domestik bruto (PDB) kuartal keempat yang akan keluar pada Jumat ini waktu setempat.
"Malam ini, peristiwa sangat menarik adalah angka PDB AS kuartal keempat," kata National Australia Bank, menambahkan bahwa pasar memperkirakan ekspansi tahunan 3,0 persen pada kuartal tersebut, di atas kenaikan menakjubkan 5,0 persen pada kuartal ketiga.
"Dengan perdagangan sangat berat sebelah yang mendukung dolar AS dalam beberapa sesi terakhir, orang akan memperkirakan bahwa hasil yang mengecewakan akan menyebabkan jumlah penderitaan yang adil di antara para investor," tambahnya.
Para pelaku pasar juga menunggu data inflasi bulanan untuk zona euro, yang diperkirakan akan turun 0,5 persen yang memperparah kekhawatiran deflasi.
Euro berada di bawah tekanan setelah Bank Sentral Eropa (ECB) minggu lalu mengumumkan program pembelian obligasi besar dalam upaya untuk meningkatkan pinjaman dan pertumbuhan ekonomi.
Yen kemungkinan akan kesulitan karena data inflasi dan belanja konsumen yang lemah pada Jumat menambah tekanan pada bank sentral Jepang (BoJ) untuk memperluas program stimulus yang sudah besar.
Sebaliknya, dolar telah memenangkan dukungan karena meningkatnya kepercayaan dalam keadaan ekonomi AS yang mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai menaikkan suku bunga acuan pada pertengahan 2015.
"Federal Reserve AS adalah satu-satunya bank sentral di seluruh dunia yang sedang berbicara tentang normalisasi kebijakan suku bunga mereka," Fernand Kong, manajer departemen valuta asing di Silicon Valley Bank yang berbasis di California, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Saya terus melihat dolar yang kuat kedepan."
Dolar sebagian besar lebih kuat terhadap mata uang Asia-Pasifik.
Dolar Australia jatuh ke 77,97 sen AS dari 78,56 sen AS pada Kamis.
Unit AS naik menjadi 61,80 rupee India dari 61,50 rupee, menjadi 12.615 rupiah Indonesia dari 12.531 rupiah, menjadi 1.096,28 won Korea Selatan dari 1.093,94 won, dan menjadi 31,53 dolar Taiwan dari 31,42 dolar Taiwan.
Greenback juga menguat ke 32,72 baht Thailand dari 32,63 baht, sementara merosot menjadi 44,08 peso Filipina dari 44,15 peso, dan menjadi 1,3515 dolar Singapura dari 1,3519 dolar Singapura.
Yuan Tiongkok diambil 18,87 yen terhadap 18,84 yen, demikian mengutip AFP.
(A026/S004)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015