Arkeolog Marlon Ririmasse dari Balai Arkeologi Ambon, Jumat, menjelaskan para peneliti ingin menggali lebih banyak informasi tentang jejak hunian manusia masa neolitik (Zaman Batu Muda) dan paleolitik (Zaman Batu Tua) di Pulau Geser dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Ia menambahkan para arkeolog dari Balai Arkeologi Ambon, Pusat Arkeologi Nasional, dan Universitas Washington di Amerika Serikat akan mencari bukti keberadaan hunian manusia neolitik paling awal di sana, juga bentuk aktivitas, dan mobilitas antarpulau pada masa tersebut.
"Neolitik adalah masa adanya perkembangan teknologi dari batu ke tembikar. Pada zaman ini manusia mulai bercocok tanam dan beternak," jelas Marlon.
Selain itu para peneliti akan melakukan studi tentang kondisi lingkungan dan iklim purba di kawasan Seram Bagian Timur.
"Kami belum akan melakukan ekskavasi sekarang karena rencananya tahapannya sekitar empat tahun," katanya.
"Pertama masih survei kepulauan terlebih dahulu untuk melihat titik-titik yang paling potensial di sebelah mana, setelah itu selanjutnya baru penggalian," tambah dia.
Ia menjelaskan pula bahwa pada 2012 dan 2013 Balai Arkeologi Ambon pernah melakukan penelitian di sepanjang pesisir bagian utara Kabupaten Seram Bagian Timur, termasuk daerah aliran sungainya. Ketika itu mereka menemukan peralatan dari batu.
"Alat batu yang ditemukan itu adalah temuan permukaan, bukan melalui ekskavasi. Di Pulau Gorom juga ada nekara (gendang perunggu) Dong Son tipe Heger I dengan kisaran waktu 2.500 tahun lalu," katanya.
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015