Yaitu Hard Approach dan Soft Approach,"
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Saud Usman Nasution menyatakan, pola penganggulangan terorise dilakukan dengan dua pendekatan.
"Yaitu Hard Approach dan Soft Approach," kata Saud dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Untuk pendekatan Hard Approach, kata Saud dilaksanakan dengan mendorong aparat penegak hukum (Polri, Kejaksaan Agung, dan Hakim) dengan didukung oleh TNI untuk melaksanakan penegakan hukum secara transparan dan profesional.
Sedangkan untuk pendekatan soft approach, dilaksanakan oleh BNPT dengan melaksanakan program deradikalisasi dan kontra radikalisasi.
"Program deradikalisasi dilaksanakan kepada pelaku aksi teror, keluarga dan simpatisan. Program kontra radikalisasi dilaksanakan kepada masyarakat umum untuk meningkatkan daya tangkal terhadap paham radikal terorisme," kata Saud.
Penanggulangan teroris juga dilakukan di luar dan dalam negeri. Untuk tingkat internasional, BNPT melakukan Addres Condition Conducive to Terrorism, Prevent and Combating Terrorism, Strengthen State Capacity, Respect For Human Right For All and The Rule of Law.
Sementara untuk penanggulangan teroris dalam negeri, BNPT melakukan pencegahan (termasuk deradikalisasi), penindakan (penegakan hukum dan inteligen), kesiapsiagaan dan kerjasama internasional.
"Kebijakan dan strategi penanggulangan terorisme dilaksanakan melalui satu program, yaitu Program Penanggulangan Terorisme," kata Saud.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015